TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Mengenal Lebih Dekat Sang Raja Dangdut Rhoma Irama

 MltenMania.com - Musik sebagai karya seni, mempunyai fungsi beragam. Selain sebagai sarana hiburan, musik juga mempunyai fungsi komunikasi, yaitu komunikasi ekspresif. Musik dinilai dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran dan bahkan pandangan atau pemikiran melalui liriknya. Dalam sebuah musik, terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh seorang musisi kepada masyarakat yang mendengarnya. Pesan itu bisa berupa dukungan atau penolakan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Hal ini dapat juga diartikan bahwa musik merupakan refleksi atau cerminan realitas sosial dari nilai-nlai kehidupan yang ada dalam masyarakat.

Mengenal Lebih Dekat Sang Raja Dangdut Rhoma Irama
Rhoma Irama


Musik juga dapat dijadikan sebagai sebuah wacana sosial, yang mana musik dapat menunjukkan sebuah ekspresi, realitas kehidupan dan kritik. Di dalam musik tertentu terdapat tujuan dan ideologi yang dijadikan alat perjuangan oleh sebagian orang, musisi atau seniman. Muatan musik atau lagu tidak hanya berupa suatu hal yang menghibur, tetapi juga memiliki pesan-pesan moral atau idealisme disamping memiliki kekuatan ekonomis. Musik diakui sebagai salah satu media paling ampuh untuk menyampaikan kritik sosial.

Kritik Sosial dalam musik biasa dituangkan dalam liriknya lagunya. Lirik lagu adalah bagian penting dalam penyampain kritik sosial. lirik bukan sekedar rangkaian kata-kata indah, tetapi lebih dari itu lirik lagu merupakan serangkain kalimat yang berisi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang musisi. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya mempunyai keterkaitan dengan konteks historisnya. Sebagian musisi memilih menyuarakan lagu mereka dengan tema kritik sosial karena Mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi masyarakat yang dinilai kurang sesuai. Kondisi itu bisa berupa degradasi moral, kemiskinan, kesenjangan ekonomi dan bahkan kritik terhadap penguasa yang dirasa melakukan ketidak adilan.

Musik dangdut sebagai media kritik adalah fenomena menarik. Dangdut sebelumnya dikenal sebagai musik kelas rendah yang berisi syair-syair percintnan dan kesengsaraan hidup ternyata juga berisi kritik sosial dan politik. Tokoh musik dangdut yang terkenal dengan lagu-lagunya yang berisi kritik sosial dan politik adalah Rhoma Irama. Lagu-lagu Rhoma Irama memang banyak bercerita tentang hal-hal yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Lagu yang berjudul Begadang musalnya menceritakan kehidupan masyarakat pinggiran kota yang hanya bisa menghabiskan malam dengan begadang sepanjang malam. Berbeda dengan masyarakat kota kelas atas yang bisa menghabiskan malam di tempat-tempat hiburan berkelas. Atau lagu berjudul 135 juta yang berisi nilai nilai kebangsaan dan pluralisme.

Biografi Rhoma Irama

Rhoma Irama lahir dengan nama Raden Irama, Rabu 11 Desember 1946 di Tasikmalaya sebagai anak keluarga ningrat yang terbiasa di panggil “Den” (raden). Rhoma merupakan putra kedua dari empat belas bersaudara, delapan laki-laki dan enam perempuan (delapan saudara kandung, empat saudara seibu dan dua saudara bawaan dari ayah tirinya.

Nama Raden Irama pemberian sang ayah, Raden Burdah Anggawirja, Komandan Batalion Garuda Putih yang bertugas di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Sedangkan ibunya masih memiliki jalur sedarah dengan pangeran Jayakarta. Sedangkan ayahnya masih tergolong ningrat Sumedang. Semasa kecil ia biasa dipanggil Oma, panggilan sayang ibunya. Belakangan, setelah Oma naik haji, orang mengenalnya sebagai Rhoma Irama, gabungan gelar Raden dan Haji yang dimilikinya. R.H. Oma Irama alias Rhoma Irama, nama panggungnya sekaligus nama kebesaran seperti dikenal semua kalangan hingga kini.

Masa Kecil Rhoma Irama

Masa kecil Rhoma adalah masa-masa yang sangat istimewa, karena sejak kelas nol, Rhoma sudah menyukai lagu dari berbagai penyanyi dan menyanyikannya. Bahkan sewaktu masih bersekolah di Tasikmalaya, satu kelas menjadi kosong karena pindah ke kelas lain untuk menyaksikan Rhoma menyanyi. Bakat musik sedikit banyak merupakan warisan dari ayahnya yang mahir bermain suling dan menyanyikan lagu-lagu Cianjuran. Di samping itu, pamannya, Arifin Ganda juga turut andil dalam memupuk bakat alamiah Rhoma dalam bermusik dengan memperkenalkan lagu-lagu Jepang saat Rhoma masih kecil.

Karir Rhoma Irama

Raden Oma Irama atau yang akrab disapa dengan Rhoma Irama merupakan salah satu penyanyi dangdut legendaris Indonesia yang populer berkat lagu "Begadang". Ia memulai karirnya sejak tahun 60-an dengan membentuk band "Gayhand" (1963). Namun Rhoma beralih ke jalur musik dangdut dan bergabung bersama Orkes Chandra Lekaka.

Karir Rhoma semakin melejit tatkala mendirikan grup musik yang dinamakan Soneta. Tercatat ia berhasil merilis 18 album di sepanjang karirnya bersama grup musik yang dibentuk pada 1973 tersebut. Beberapa albumnya yang terkenal adalah "Begadang" (1973), "Darah Muda" (1975) dan "Bujangan" (1994).

Rhoma merupakan pionir dari kejayaan dangdut Indonesia. Ia menggabungkan musik melayu, rock, pop dan India sekaligus. Lirik-lirik lagunya yang menceritakan semua aspek dari agama, cinta hingga kritik sosial. Dia dianugerahi gelar Raja Dangdut.

Rhoma juga turut merambah ke dunia layar lebar. Semua filmnya tercatat sukses besar seperti "Satria Bergitar", "Camelia" dan "Pengabdian". Sepanjang karirnya ia telah membintangi 26 judul film di Indonesia.

Kehidupan Pribadi Rhoma Irama

Dalam kehidupan pribadinya, pelantun lagu "Judi" ini ternyata dikelilingi oleh banyak wanita. Rhoma menikah untuk pertama kalinya dengan Veronica pada 1972. Dari pernikahan tersebut pasangan ini dikaruniai tiga orang anak yakni Debby, Fikri dan Romy. Namun sayangnya pernikahan tersebut harus kandas di tahun 1985. Diduga penyebab kandasnya pernikahan ini adalah datangnya orang ketiga yakni Riccha Rachim. Rhoma menikahi Riccha secara diam-diam tepat setahun sebelum bercerai dengan Veronica. Bersama istri keduanya, Rhoma kemudian mengangkat seorang anak bernama Ridho Rhoma.

Karir Rhoma sempat meredup saat ia tertangkap basah berduaan dengan seorang artis bernama Angel Lelga di sebuat apartemen, 2003. Image Rhoma sebagai seseorang yang alim, hancur seketika. Ia kemudian mengaku bahwa telah menikahi Angel Lelga secara siri pada 6 Maret 2003 dan menceraikannya di hari yang sama.

Rhoma Irama juga pernah terlibat perseteruan dengan pedangdut Inul Daratista. Kala itu sang Raja Dangdut mengkritik goyang ngebor Inul yang dianggapnya terlalu vulgar. Tak hanya berhenti di situ saja, Rhoma kembali menjadi sorotan publik saat mengumumkan keinginannya untuk menjadi calon Presiden 2014. Hal ini tentu saja menimbulkan kontra di kalangan publik. Banyak orang menilai Rhoma belum pantas maju sebagai capres karena kerap melontarkan isu SARA seperti yang sebelumnya ia utarakan kepada Wakil Gubernur Jakarta, Ahok.

Kejadian tersebut bermula ketika Rhoma mengadakan ceramah di suatu masjid kawasan Jakarta. Ceramahnya tersebut ternyata banyak dianggap SARA oleh masyarakat karena menyinggung konflik Pemilihan Gubernur Jakarta 2012. Namun ia membantah keras tuduhan tersebut.

"Saat itu, saya mengucapkan sebuah ayat Al Quran, bahwa orang beriman dilarang memilih orang kafir sebagai pemimpin," ujar Rhoma sambil menangis saat jumpa pers di Kantor Panwaslu. "Ini yang dimaksud SARA? Menyampaikan ayat kitab suci di rumah ibadah?"

Gelarnya sebagai seorang Profesor pun diragukan oleh publik di awal 2014. Tercatat Rhoma memperoleh gelar Profesor dan Doktor Honouris Causa dari America University of Hawaii. Sayangnya universitas tersebut ternyata diragukan keabsahannya. Menurut pemerintah Iran, universitas ini hanya memberikan ijazah tanpa menjalani aktivitas perkuliahan.

Sampai saat ini, Rhoma masih memiliki banyak penggemar. Ini dapat dilihat dari antusias penonton melihat penampilan Rhoma Irama di layar kaca, seperi konser sang legenda Rhoma Irama dan Soneta Group yang disiarkan salah satu televisi swasta (Indosiar) pada hari minggu, 31 mei 2020.

Karya-Karya Rhoma Irama

Berikut ini adalah lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama, baik ketika sebelum maupun sesudah mendirikan Soneta Group. Kumpula lagu ini terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu Album Soneta Group, Album Sound Track Film (STF), Album Lain, dan Album Non Melayu.

1. Album Rhoma Irama Dan Soneta Group (Volume I – XVII)

Volume I (Begadang-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Begadang (Rhoma Irama), Sengaja (Rhoma Irama), Sampai pagi, Tung keripit, Cinta Pertama, Kampungan, Ya le le, Tak Tega, Sedingin salju, Sya la la.

Ini adalah album pertama Soneta Group bekerjasama dengan Yukawi yang membuat hits Begadang. Dengan lirik dan beat yang sederhana lagu Begadang menghantarkan Soneta Group bersama Pak Haji dan Elvy Sukaesih ke gerbang kesuksesan. Konon sebetulnya yang dijagokan adalah lagu Tung Keripit yang dinilai memiliki nilai lebih dari segi aransemen musik dan beat lagu. Lagu Begadang sempat pula direkam dan diedarkan oleh Remaco dengan artis Favourites Group pimpinan A. Riyanto. Pada tahun 80-an, Group Jazz Karimata (kalau tidak salah) pernah merekam lagu Begadang secara instrumental.

Album Begadang merupakan kaset Indonesia pertama yang menyelipkan lirik lagu pada sampul/cover kasetnya. Pada album Volume II (Penasaran-Yukawi) pada album ini berisi lagu-lagu: Penasaran, Kejam, Kelana, Asam Garam, Engkau, Kubawa, Gembala, Ruju, Teman, dan Satu Antara Dua. Album ini melahirkan hits Penasaran. Lagu Teman sekilas sangat mirip dengan lagu Holiday-nya Bee Gees. Kemudian pada Volume III (Rupiah-Yukawi) berisi lagu-lagu: Rupiah, Birahi, Beku, Rambate Rata Hayo, Datang untuk Pergi, Dendam, Asal Sombong, Api dan Lautan, Hello-hello, Mengapa Merana. Album ini dirilis menjelang keberangkatan Pak Haji ke tanah suci. Cover kasetnya keren. Pak Haji dan Elvy S. berdiri sejajar bertumpu pada instrumen musik dengan busana merah menyala dan rambut yang dibiarkan tergerai.

Album ini menjadi puncak perseteruan antara Remaco dan Yukawi yang saling mengklaim mempunyai hak kontrak atas Pak Haji, Elvy dan Soneta. Bahkan saling perang iklan/somasi yang dimuat pada majalah Tempo. Album ini juga merupakan album terakhir Elvy S. bergabung dengan Soneta dan selanjutnya bersolo karir di bawah Remaco, seteru Yukawi. Lagu-lagu dalam album ini malah direkam dan diedarkan oleh Remaco dengan penyanyi Nanang Qosim (Qori’) dan mengganti judul lagu Rupiah menjadi Uang, Birahi menjadi Nafsu dan Hello-hello menjadi Apa Kabar. Remaco mengaku telah membeli lagu tersebut dari pihak Pak Haji. Pak Haji yang saat itu sedang berada di karantina Haji sama sekali tidak mengetahuinya. Belakangan diketahui ada kerabat Pak Haji yang menjual lagu tersebut kepada Remaco.

Volume IV (Darah Muda-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Darah Muda (Rhoma Irama), Apa Kabar (Rhoma Irama/Rita S.), Kematian (Rhoma Irama), Biduan (Rita S.), Cuma Kamu (Rhoma Irama/Rita S.), Awet Muda (Rhoma Irama), Dilarang Melarang (Rhoma Irama/Rita S.), Pria Idaman (Rita S.), Api dan Lautan (Rhoma Irama).

Album ini adalah debut pertama Rita Sugiarto bergabung bersama Soneta. Album ini merupakan kaset pertama yang memberikan hadiah kepada pembelinya berupa sebuah poster yang berukuran sangat besar yang bergambar Pak Haji yang sudah tidak gondrong lagi sepulang ibadah haji dan Rita S. yang sedang melambaikan tangan.

Volume V (Musik-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Musik (Rhoma Irama), Hitam (Rita S.), Lapar (Rhoma Irama), Joget (Rhoma Irama/Rita S.), Masya Allah (Rhoma Irama), Pasangan (Rita S.), Kandungan (duet), Nyanyian Setan (Rhoma Irama), Kunang-kunang (Rita S.).

Volume VI (135.000.000-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: 135.000.000, Ajojing (Duet), Cup-cup (Rita S.), Any, Lidah, Cinta Segitiga (Rita S.), Pemarah, Bunga Surga (Duet), Lukaku (Rita S.).

Lagu 135.000.000 menjadi lagu favorit pilihan pemirsa yang diselenggarakan oleh Radio Puspen Hankam ABRI. Sedangkan Rhoma Irama dan Rita S. meraih predikat penyanyi kesayangan pemirsa.

Lagu 135.000.000 adalah satu-satunya lagu di Indonesia yang judulnya berubah-ubah setiap tahun. Saya punya rekaman live Pak Haji menyanyikannya menjadi 165.000.000 pada pertunjukan Indonesia Musik Festival di Istora Senayan, menjadi 185.000.000 pada pertunjukan Semarak Dangdut di Ancol dan belakangan menjadi 200.000.000.

Volume VII (Santai-Naviri). Album ini berisi lagu-lagu: Santai, Keramat, Teman Biasa, Kekasih, Do mi sol, Bahasa Isyarat, Banyak Jalan ke Roma, Bercanda (Rita Sugiarto).

Pak Haji pada saat perilisan album ini menyebutnya sebagai funky dangdut. Indra Lesmana sangat suka lagu Santai yang menurutnya pada Majalah Mutiara tahun 1985 sebagai fusion. Group Band GIGI pernah membawakan lagu ini pada show-nya di Amerika. Kolaborasi yang apik untuk lagu santai terjadi saat acara Joged RCTI yang menampilkan kolaborasi Soneta dan DKSB-nya (alm.) Harry Rusli yang menggandeng penyanyi jazz, Shania untuk duet bersama Pak Haji. Kehebohan terjadi karena Harry Rusli membawa perabot makan mulai dari piring, sendok sampai meja keatas panggung. Slank-pun pernah membawakan lagu ini pada pertunjukan Slank dan Soneta di Sidoarjo. Di tangan Slank, lagu Santai jadi makin nge-rock dan sangat asyik dinikmati.

Volume VIII (Hak Azazi-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Hak Azazi, Cape (duet), Buta, Mati Aku (Rita S.), Ingkar, Percuma (Rita S.), Kuraca, Ada Udang di Balik Batu (Duet).

Album ini sempat dilarang diiklankan di TVRI, bahkan mulai pada saat itu Rhoma dan Soneta benar-benar diharamkan masuk TVRI meskipun hanya lewat iklan. Alasan tertulisnya tidak pernah ada. Tetapi kemungkinan karena kemenangan PPP yang didukung Pak Haji atas Golkar di DKI Jakarta membuat merah muka para penguasa saat itu. Saya pernah membaca alasan yang sangat menggelikan yaitu karena dangdut dianggap bukan budaya nasional, bahkan menyuruh Pak Haji mengganti suara gendang dengan drum. Apakah musik Pop itu budaya Nasional, sehingga bisa bebas wara-wiri muncul di TVRI? Rhoma tetap tak bergeming, Soneta tetap eksis tanpa TVRI. Meskipun begitu Pak Haji sempat pula merilis Album Pop bertajuk Remaja dan Bulan dengan iringan Naviri Group.

Volume IX (Begadang II-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu:Begadang II, Bulan (Rita S.), Terpaksa, Siapa (Rita S.), Insya Allah, Tak Pernah (Rita S.), Lelaki, Hayo (Duet).

Sepertinya album ini dibuat berbarengan dengan Volume VIII, karena pada Volume VIII sudah tercatat lagu Hayo pada urutan terakhir tetapi dicoret dengan tinta hitam. Album ini bergambar foto Pak Haji saat tampil live show.

Volume X (Sahabat-Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Sahabat, Buaya (Rita S.), Tersesat, Tak Sabar (Rita S.), Takwa, Srigala Berbulu Domba (Rita S.).

Ternyata revolusi belum berakhir. Lewat Album ini Soneta kembali membuktikan keunggulannya dalam meramu musik Rock-Dangdut yang disebut Pak Haji sebagai Dynamic Dangdut. Perubahan terlihat jelas pada pukulan gendang H. Afif yang kini dilengkapi drum. Juga raungan Hammond dan Farfisa-nya H. Riswan pada lagu tersesat.

Album ini merupakan album volume terakhir Rita S. bergabung dengan SONETA, dan untuk selanjutnya dia ber-solo karir mendirikan Jackta Group bersama suaminya Jacky Zimah dan melambungkan hits Jacky.

Volume XI (Indonesia – Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Indonesia (Rhoma Irama), Sawan Kam Hina ((Rhoma Irama/Nandani), Jangan Lagi (Nandani), Takkan Lagi (Rhoma Irama), Romantika (Rhoma Irama)

Album ini makin membuat merah telinga rezim korup Orde Baru. Korupsi dan kesenjangan sosial digarap habis-habisan pada lagu Indonesia. Sampai saat ini lagu Indonesia tetap aktual untuk dibawakan. “Yang kaya makin kaya… yang miskin makin miskin…” tetap terjadi sampai saat ini. Bisa dikatakan inilah lagu kritik sosial terbaik Pak Haji dan Soneta.

Untuk pertama kalinya album Soneta dimulai dengan sapaan Assalamualaikum kepada para penggemar. Album ini Pak Haji menggamit Nandani sebagai penyanyi tamu menggantikan Rita Sugiarto. Lagu Takkan Lagi diambil dari lagu film India yang berjudul sama yaitu Main Tulsi Tere Anggar Ki.

Untuk pertama kalinya pula side B diisi tetap dengan lagu-lagu Soneta setelah pada album-album sebelumnya Side B diisi oleh grup dangdut lain, seperti: Meggy Z, Ruston Nawawi, dll.

Volume XII (Renungan dalam Nada – Yukawi). Album ini berisi lagu-lagu: Setetes Air Hina (Rhoma Irama), Sebujur Bangkai (Rhoma Irama), Qur’an dan Koran (Rhoma Irama), Citra Cinta (Rhoma Irama), Adu Domba/Lari Pagi (Rhoma Irama).

Untuk pertama kalinya memakai judul album yang tidak ada dalam deretan lagu. Dibuka dengan intro musik layaknya pertunjukan panggung drama. Pada album ini terdengar sekali gaya pukulan gendang H. Afif yang sangat berbeda dengan pukulan gendang grup dangdut lainnya. Soneta makin ekspresif di album ini. Pemilihan judul album sangat sesuai dengan syair-syair lagu yang sangat sarat nilai dakwah.

Pada album ini ada beberapa bafian bass yang dimainkan oleh Lucy Angoman, bassist Soneta Girl karena kebetulan H. Popong cidera tangan.

Volume XIII (Emansipasi Wanita? – Soneta Record). Album ini berisi lagu-lagu: Emansipasi Wanita (Rhoma Irama), Modern (Rhoma Irama), Nasib Bunga (Noer Halimah), Lagi-lagi Cinta (Rhoma Irama), Nilai Sehat (Rhoma Irama).

Album ini merupakan album pertama yang diproduksi sendiri oleh Pak Haji di bawah label Soneta Record yang mengambil alih Yukawi, karena sudah tidak aktif lagi. Album ini membawa pencerahan baru bagi musik Soneta. Pak Haji memasukkan Brass Section yang diisi oleh Dadi, Farid dan Yanto pada saxofone, alto sax dan trompet. Penyanyi wanitanya pun pendatang baru yang diperkenalkan langsung dalam album ini, yaitu Nur Halimah untuk membawakan lagu manis, Nasib Bunga.

Sayangnya album spektakuler ini harus terkena imbas peceraian Pak Haji dengan Ibu Veronica yang sempat membuat banyak penggemar kecewa, bahkan ada beberapa yang membakar koleksi kaset-kaset Sonetanya (tapi akhirnya pada nyesel tuh!).

Album ini sangat kaya dalam aransemen musik dan kuat dalam syair lagu-lagunya. Pak Haji mengangkat tema Emansipasi yang belum pernah diangkat oleh musisi Indonesia sampai saat ini. Saya paling suka syair lagu Nilai Sehat, maknanya dalam sekali. Album ini sempat dirilis ulang tetapi dengan mengangkat lagu Modern sebagai judul utamanya.

Volume XIV (Judi-Maa Record). Album ini berisi lagu-lagu: Judi (Rhoma Irama), Dasi dan Gincu (Rhoma Irama/Riza Umami), Penyakit cinta (Riza Umami), Hatimu-hatiku (Rhoma Irama/Riza Umami), Roda Kehidupan, Harga Diri (Rhoma Irama).

Album ini adalah pecahan album soundtrack film Nada-nada Rindu yang keseluruhan berisi 8 lagu dan mungkin atas perhitungan bisnis dibagi menjadi dua album. Sejatinya album ini hanya berisi 2 lagu yang bukan soundtrack film yaitu Penyakit Cinta dan Harga Diri. Untuk album ini Pak Haji kembali menggamit Riza Umami pada vokal pendamping. Memang secara power suara Riza Umami lebih kuat dibanding Nur Halimah yang sangat cocok untuk lagu-lagu slow/lembut.

Lagu Judi menjadi titik awal kemunculan kembali Soneta di TVRI setelah dicekal selama 11 tahun, sejak tahun 1977. Lagu Judi muncul pertama kali di TVRI pada tanggal 8 Mei 1988 pada acara Kamera Ria.

Volume XV (Gali Lobang Tutup Lobang – Msc Record). Album ini berisi lagu-lagu: Gali Lobang Tutup Lobang (Rhoma Irama), Ibu Kota (Rhoma Irama), 1001 macam (Rhoma Irama), Tergila-gila (Noer Halimah), Masa depan (Rhoma Irama)

Walaupun sudah boleh muncul lagi di TV, tetapi album ini tidak pernah dipromosikan di tv, oleh karena itu tidak ada video klip album ini. Album ini merupakan album terakhir bagi H. Wempy (rhythm guitar), salah seorang anggota awal Soneta yang mengundurkan diri dan kemudian membentuk OM. Rohata yang sempat melambungkan nama Ayu Soraya lewat album Cinta Berpayung Bulan. Selanjutnya posisi rhythm guitar diisi oleh Lukman.

Volume XVI (Bujangan – Msc Record). Album ini berisi lagu-lagu: Bujangan (Rhoma Irama), Terserah Kita (Rhoma Irama), Janji Itu Hutang (Noer Halimah), Pesta Pasti Berakhir, Bencana (Rhoma Irama).

Album ini boleh dikatakan sebagai mini album, karena side A dan side B hanya berisi 5 lagu tersebut (3 di side A dan 2 di side B). Untuk promosi di tv ditampilkan lagu Bujangan yang di-shoot di Studio Soneta Record.

Lagu Pesta Pasti Berakhir sempat dipromosikan pada acara Titian Muhibah kerjsama TVRI dan RTM Malaysia. Cover album bergambar close-up wajah Pak Haji tanpa guitarnya.

Inilah album terakhir Rhoma Irama dan Soneta yang berisi sedikitnya 5 lagu baru, karena selanjutnya dan sampai saat ini Pak Haji hanya merilis album-album single yang hanya berisi 1 lagu baru dan selebihnya lagu-lagu yang sudah pernah dirilis sebelumnya.

2. Album Sound Track Film

  • Sound Track Film Badai di Awal Bahagia berisi : Adu Domba (Rhoma Irama), Badai di Awal Bahagia (Instrumentalia), Badai Fitnah (Rhoma Irama), Tangan-tangan Hitam (Rita Sugiarto), Yun Diayun (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Hak Azasi (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Begadang berisi : Begadang I (Rhoma Irama), Begadang II (Rhoma Irama), Ku Sayang Padamu (Rhoma Irama), Narapidana (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Berkelana I berisi : Kelana II (Rhoma Irama), Pedih (Rhoma Irama), Syahdu (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Terpaksa (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Berkelana II berisi : Nasibku (Rhoma Irama), Banyak Jalan Menuju Ke Roma (Rhoma Irama), Jatuh Cinta (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Pantun Cinta (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Perjuangan dan Doa (Rhoma Irama), Manusia Tiada Sama (Rita Sugiarto), Piano (Rhoma Irama/Rita Sugiarto).
  • Sound Track Film Bunga Desa berisi : Sumbangan (Rhoma Irama), Primadona Desa (Rhoma Irama), Terkesima (Rhoma Irama/Noer Halimah), Bismillah (Rhoma Irama/Noer Halimah), Raib (Rhoma Irama), Terpesona (Rhoma Irama/Noer Halimah)
  • Sound Track Film Camelia berisi : Camelia II (Rhoma Irama), Fatamorgana (Rita Sugiarto), Tak Terduga (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Boleh Saja (Rhoma Irama), Habis Gelap Terbitlah Terang (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Cinta Kembar berisi : Cinta Kembar (Rhoma Irama), Generasi Muda (Rhoma Irama), Bunga Sedap Malam (Veronica), Nista di Depan Mata (Deddy Irama), Melodi Asmara (Deddy Irama/Riza Umami), Isyarat Cinta (Herry Irama/Riza Umami), Dendam (Herry Irama)
  • Sound Track Film Cinta Segi Tiga bersi : Cinta Segi Tiga (Rhoma Irama), Buta (Rhoma Irama), Tak Dapat Tidur (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Lain Kepala Lain Hati (Rhoma Irama), Lima (Rhoma Irama), Siapa yang Punya (Rhoma Irama/Rita Sugiarto)
  • Sound Track Film Darah Muda berisi : Berdendang (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Darah Muda (Rhoma Irama), Darah Muda Remix (Rhoma Irama), Kerinduan (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Perjalanan (Instrumentalia)
  • Sound Track Film Gitar Tua berisi : Derita (Rhoma Irama), Gitar Tua (Rhoma Irama), Do Mi Sol (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Janji (Rita Sugiarto), Kiamat (Rhoma Irama), Santai (Rhoma Irama/Rita Sugiarto)
  • Sound Track Film Jaka Swara berisi : Bulan Bintang (Rhoma Irama), Derita di Atas Derita (Noer Halimah), Kawula Muda (Rhoma Irama), Pantun Pinuntun (Rhoma Irama), Pertemuan (Rhoma Irama/Noer Halimah).
  • Sound Track Film Kemilau Cinta di Langit Jingga berisi : Stop (Rhoma Irama), Dawai Asmara (Rhoma Irama/Noer Halimah), Tabir Kepalsuan (Rhoma Irama), Bahtera Cinta (Rhoma Irama/Noer Halimah), Matahariku (Noer Halimah), Persaingan (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Melodi Cinta berisi : Hari Berbangkit (Rhoma Irama), Malam Terakhir (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Melodi Cinta (Rhoma Irama), Orang Asing (Rita Sugiarto), Rambate Rata Hayo (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Sayang (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Menggapai Matahari I berisi : Aneh Tapi Nyata (Rhoma Irama/Noer Halimah), Bebas (Rhoma Irama), Buah Duri Neraka (Rhoma Irama), Cinta di Balik Jeruji (Noer Halimah), Kegagalan Cinta (Rhoma Irama), Segalanya Bagiku (NN), Dag Dig Dug (Rhoma Irama/Noer Halimah), Modern (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Menggapai Matahari II berisi : Menggapai Matahari (Rhoma Irama/Riza Umami), Pembaharuan (Rhoma Irama), Seni (Rhoma Irama), Suara Gendang(Rhoma Irama/Riza Umami), Andai (Riza Umami)
  • Sound Track Film Nada dan Dakwah berisi : Buta Tuli (Rhoma Irama), Perbedaan (Rhoma Irama), Anastana (Rhoma Irama), Jaga Diri (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Nada-nada Rindu berisi : Dasi dan Gincu (Rhoma Irama/Riza Umami), Deritamu Deritaku (Rhoma Irama/Riza Umami), Hatimu Hatiku (Rhoma Irama/Riza Umami), Judi (Rhoma Irama), Jera (Riza Umami), Me Ra dan Yu (Rhoma Irama/Riza Umami), Roda Kehidupan (Rhoma Irama), Zulfikar (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Penasaran berisi : Penasaran (Rhoma Irama), Cuma Kamu (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Ani (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Pengabdian berisi : Derita di Balik Tawa (Rhoma Irama), Mama (Rhoma Irama), Pengabdian (Rhoma Irama), Puing-puing (Rhoma Irama/Noer Halimah)
  • Sound Track Film Pengorbanan berisi : Lari Pagi (Rhoma Irama), Antara Teman dan Kekasih (Riza Umami), Aduhai (Rhoma Irama/Riza Umami), Pengorbanan (Rhoma Irama), Bimbang (Rhoma Irama).
  • Sound Track Film Perjuangan dan Doa berisi : Ghibah (Rhoma Irama), Haram (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Kerudung Putih (Rhoma Irama), Menunggu (Rhoma Irama/Rita Sugiarto), Nafsu Serakah (Rhoma Irama), Yatim Piatu (Rhoma Irama/Debby Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Raja Dangdut berisi : Bunga Surga (Rhoma Irama/Ida Royani), Laa Illaha Illallah (Rhoma Irama), Malapetaka (Rhoma Irama), Mengapa (Ida Royani), Rhoma Irama & Ida (Rhoma Irama/Ida Royani)
  • Sound Track Film Satria Bergitar berisi : Misteri Cinta (Rhoma Irama), Bersatulah (Rhoma Irama), Pesona (Noer Halimah), Musafir (Rhoma Irama)
  • Sound Track Film Tabir Biru berisi : Salehah (Rhoma Irama), Kehilangan (Rhoma Irama), Suratan (Rhoma Irama/Riza Umami), Setan Pasti Kalah (Rhoma Irama)
  • Album lain : lagu-lagu LCLD I 1979 (Lomba Cipta Lagu Dangdut) berisi : Tiada Berdaya (Rhoma Irama), Cinta Putih (Rhoma Irama), Bangkitlah (Rhoma Irama), Bara Cinta (Rita Sugiarto), Bisnis (Rhoma Irama), Kemarau (Rhoma Irama), Cemburu Buta (Rita Sugiarto), Keruntuhan Cinta (Rhoma Irama), Surga di Telapak Kaki Ibu (Rita Sugiarto)
  • Lagu-Lagu LCLD II 1985 (Lomba Cipta Lagu Dangdut) berisi : Anak yang Malang (Rhoma Irama), Kesesatan (Rhoma Irama), Keranda Cinta (Noer Halimah), dan Lagu Buat Kawan (Rhoma Irama).

Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Sang Raja Dangdut Rhoma Irama, mudah-mudahan apa yang sudah Saya sampaikan pada kesempatan ini bisa bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini:

Type above and press Enter to search.