MlatenMania.com - di Indonesia terdapat ± 28.000 jenis tumbuh-tumbuhan salah satunya suku polong-polongan (Fabaceae) yang dapat dimakan. Selain itu jenis tumbuhan ini sangat bermanfaat sebagai sumber keragaman genetik bagi program pemuliaan tanaman salah satunya yaitu petai. Petai (Parkia speciosa), disebut pula pete, atau mlanding, twisted custer bean, stink bean, yongchaak, peteh, sataw, atau sator tersebar dari India Timur Laut, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Taksonomi dan Morfologi Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.)
Tanaman petai berupa pohon dengan ketinggian antara 5-25 m dan membentuk percabangan yang banyak. Tanaman petai dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut. Namun tanaman ini akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi pada daerah antara 500-1.000 m di atas permukaan laut.
Klasifikasi Tanaman Petai (Parkia speciosa Hassk.)
Kerajaan : Plantae
Divisio : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Mimosaceae
Marga : Parkia
Jenis : Parkia speciosa Hassk.
Nama Lokal : Patai (Minang Kabau), foopatu (Buru), pateh (Ambon), parira (Batak Karo), palia/pelia (Batak Toba), petai (Katingan, Sampit), puti (Sumba), pode (Bima), pote (Sawu), paloh (ceram), pateka (Ambon), sindutan (Jawa), dan petar (Lampung).
Deskripsi Tanaman Petai
Petai dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di daerah pegunungan. Namun tanaman ini akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi pada daerah antara 500-1.000 m di atas permukaan laut. Daun menyirip ganda berbentuk majemuk dengan panjang 5-9 cm dan lebar 1,5-2,2 cm serta memiliki tebal 121-150,04 μm. Setiap induk tangkai memiliki daun, daun muda yang berkisar 1-3 minggu memiliki warna hijau muda, sedangkan daun petai yang tergolong dewasa-tua berkisar lebih dari 3 minggu memiliki warna tua hingga kecoklatan. Tanaman petai memiliki daun berujung tumpul dengan pinak daun 3-4 pasang. Bagian pangkal basal daun petai berbentuk simetris yang runcing.
Karangan bunga pada petai berbentuk bongkol yang terkulai dengan tangkai yang panjang, bunga yang masih muda dan belum mekar bewarna hijau. Setelah bunga dewasa dan terlihat benang sari serta putiknya, bunga petai berubah menjadi warna kuning. Ukuran bunga petai menjadi lebih besar, buah berbentuk kulit buah panjang dan pipih. Biji petai tesusun rapi dalam kulit buah yang menggantung di pohon dan pada setiap kulit buah terdapat 10 - 18 biji yang diselaputi kulit tipis bewarna putih ketika muda. Selaput tersebut akan menjadi bewarna kuning pada saat biji sudah tua.
Kandungan Kimia Tanaman Petai
Petai dapat dijadikan sebagai sumber energi, memiliki protein, karbohidrat, fosfor, vitamin A, dan zat besi. Petai juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksi lisin. Perannya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres. Tanaman petai mengandung alkaloid, saponin, terpenoid, fenolik, flavonoid, dan tanin. Senyawa yang terkandung pada biji maupun kulit buah petai antara lain lektin, sisteina, stigmast-4-en-on, polisulfida siklik (heksationana, tetratiana, tritiolana, pentatiepana, pentatiokana, dan tetratiepana, formaldehida, tiol, dan asam tiazolidina-4-karboksilat.
Manfaat Tanaman Petai untuk Pengobatan
Kulit buah petai yang selama ini menjadi limbah organik, ternyata bermanfaat untuk kesehatan. Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kulit buah petai menunjukkan adanya efek hipoglikemik, aktivitas antioksidan dan antibakteri. Kulit buah petai mengandung senyawa metabolit sekunder golongan saponin, flavonoid, dan tanin.
Salah satu tumbuhan obat yang telah diketahui memiliki khasiat sebagai antioksidan adalah petai (Parkia speciosa Hassk), baik pada biji maupun kulit bagian luar dan dalamnya. Petai banyak ditemukan di Asia Tenggara. Bijinya sering dikonsumsi masyarakat, baik dalam kondisi segar maupun diolah bersama bahan pangan lainnya. Biji petai memiliki khasiat untuk mengobati penyakit lever (hepatalgia), edema, radang ginjal (nefritis), diabetes, kanker, kolera dan cacingan.
Kulit buah petai bagian dalam (prikarp) juga dapat dimakan bersamaan dengan bijinya karena dipercaya berkhasiat menurunkan kadar gula darah. Selain berpotensi sebagai antidiabetes, biji dan kulit buah petai juga telah diketahui mengandung senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan dengan nilai konsentrasi penghambatan 50% (IC50) sebesar 26 mg/L pada biji, 3,90 mg/L pada kulit bagian luar, dan 46,90 mg/L pada kulit bagian dalam.
Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Tanaman Petai, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: