MlatenMania.com - Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai atau penyakit gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang.
Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati,ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal,feses, atau keringat.
Asam urat merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang sangat membahayakan, karena bukan hanya mengganggu kesehatan tetapi juga dapat mengakibatkan cacat pada fisik.
Kadar Normal Asam Urat
Nilai normal kadar asam urat dalam tubuh adalah 2,4–6,0 mg/dL untuk perempuan dan 3,0–7,0 mg/dL untuk pria. Apabila kadar asam urat dalam tubuh melebihi batas normal tersebut, maka akan dikategorikan mengalami hiperurisemia. Hiperurisemia adalah terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal. Penyakit asam urat muncul sebagai akibat dari kejadian hiperurisemia ini. Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah ≥9,0 mg/dL.
Etiologi Asam Urat
Asam urat dapat terjadi karena dua kemungkinan utama, yang pertama adalah adanya peningkatan kadar asam urat yang berlebih, dan yang kedua adalah terhambatnya pembuangan asam urat oleh tubuh karena ginjal yang kurang sehat atau bisa kombinasi dari keduanya.
Produksi asam urat yang berlebih dalam darah karena adanya dua sumber purin. Yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang dibawa oleh makanan. Masuknya purin ke dalam tubuh dalam jumlah yang banyak dari makanan menjadi penyebab meningkatnya kadar asam urat. Hal ini disebabkan oleh konsumsi makanan sumber purin yang tinggi seperti seafood, daging dan jerohan.
Meningkatnya kadar asam urat juga bisa disebabkan karena proses pembuangan asam urat terhambat. Terhambatnya pembuangan asam urat ini erat kaitannya dengan keadaan ginjal yang kurang sehat. Asam urat merupakan sampah hasil akhir dari metabolisme normal dari pencernaan protein atau dari penguraian senyawa purin. Asam urat ini dibawa oleh aliran darah menuju ginjal untuk di keluarkan bersama urin. Ginjal yang sehat akan mengatur metabolisme asam urat sehingga kadar asam urat dalam darah tetap normal. Selain dibuang lewat ginjal (70%) dalam bentuk urin, asam urat juga dikeluarkan melalui usus (30%). Ginjal menyaring asam urat yang masuk dalam tubuh dan membuangnya melalui sistem ekskresi. Jika kadar asam urat berlebihan maka kerja ginjal akan lebih berat, sehingga asam urat yang seharusnya dibuang justru mengendap di dalam tubuh, terbawa oleh darah dan mengendap dipersendian.
Faktor Resiko
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor resiko terjadinya asam urat erat kaitannya dengan jenis kelamin, usia, pola makan, aktivitas, genetik, obat-obatan dan lain sebagainya.
Pria dianggapan lebih berisiko daripada wanita, karena wanita lebih banyak memproduksi hormon esterogen yang mampu mencegah pembentukan asam urat. Sekitar 98% serangan asam urat pada wanita hanya terjadi pada usia menopause. Genetik juga dapat mempengaruhi terjadinya asam urat pada seseorang, bagi mereka yang memiliki keluarga penderita asam urat mempunyai faktor risiko serangan asam urat. Sekitar 18% penderita asam urat memiliki riwayat penyakit yang sama pada salah satu anggota keluarganya, entah dari orang tua maupun kakek-neneknya.
Penyakit asam urat erat kaitannya dengan obesitas. Pola hidup kurang olahraga, konsumsi makanan berlemak, berkadar gula tinggi, daging merah, jeroan dan santan potensial menimbulkan penumpukan asam laktat, sitrat, nitrat dan piruvat yang dikenal dengan asam urat. Aktifitas fisik juga ikut andil dalam mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Aktifitas fisik seperti olahraga atau gerakan fisik akan menurunkan ekskresi asam urat.
Keterkaitan asam urat dengan obesitas ini juga didukung pleh penelitian Rothenbacher et al. (2011) pada penelitiannya yang juga menganalisis hubungan IMT dan frekuensi serangan gout, menyimpulkan bahwa obesitas adalah salah satu komorbid yang umum pada pasien dengan serangan gout berulang. Lingkar pinggang, indikator obesitas lainnya, yang telah terbukti lebih dekat kaitannya dengan hiperurisemia dan resistensi insulin, belum pernah diteliti kaitannya dengan frekuensi serangan gout.
Gejala Dan Tanda-Tanda
Serangan asam urat umumnya terjadi secara tiba-tiba (accute attack) tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki. Selain ibu jari kaki, biasanya rasa nyari juga terasa pada tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki. Selain itu kulit akan berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak dan sangat nyeri. Pembengkakan sendi biasanya terjadi secara asimetris (satu sisi tubuh). Selain itu ada beberapa gejala lain yang mungkin terjadi, yaitu:
- Demam dengan suhu tubuh 38,80C atau lebih dan tidak turu selama 3 hari
- Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah atau gusi berdarah
- Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan secara tiba-tiba
- Diare atau muntah
Gejala pada minggu pertama serangan biasanya satu sendi dan berakhir dalam beberapa hari. Tapi lama kelamaan menyerang beberapa sendi secara bersamaan.Selain itu ada 4 tahap gejala asam urat, yaitu:
a. Asymptomatic (tanpa gejala)
Meskipun kadar asam urat dalam darah >7mg/dL tetapi penderita belum merasakan gejala penyakit sendi, begitu juga topus dan batu belum ada. Tingginya kadar asam urat karena ada gangguan enzim, pada tahap ini kelebihan asam urat pada darah tidak perlu diobati, melainkan merubah pola makan atau gaya hidup penderita.
b. Akut
Pada tahap ini gejala muncul secara tiba-tiba dan menyerang satu atau beberapa persendian dan disertai dengan demam. Kemudian disusul dengan perendian yang tampak meradang, merah dan terasa panas.
c. Interkritikal
Tahap ini merupakan tahap dimana pederita mengalami serangan susulan secara berulang. Biasanya jarak antara serangan asam urat pertama dengan susulan bervariasi, yaitu antara 5-10 tahun. Namun ada beberapa penderita yang tidak mengalami serangan gout susulan.
d. Kronis
Pada tahap ini masa kristal asam urat (thopus) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak penderita.
Diagnosis
Penetapan diagnostik untuk asam urat menurut The American Rheumatism Association adalah sebagai berikut:
- Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi
- Thopus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiaw dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi
- Lebih dari sekali mengalami arthritis akut.
Penatalaksanaan
Penatalaksanan penyakit asam urat atau gout ada beberapa cara, yaitu:
- Terapi dengan obat-obatan (untuk meredakan radang sendi)
- Terapi diet rendah purin (pengaturan kadar asam urat dalam tubuh)
Tujuan utama pengobatan asam urat adalah:
- Mengobati serangan asam urat secara baik dan benar
- Mencegah serangan ulangan
- Mencegah kelaianan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat
- Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar asam urat
Terapi diet yang diberikan kepada penderita asam urat adalah diet rendah purin, yaitu dengan mengurangi asupan bahan makanan dengan kandungan purin tinggi dan lebih memilih makanan rendah purin. Adapun syarat-syarat diet rendah purin bagi penderita asam urat, antara lain:
- Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau kegemukan, maka asupan energi penderita dikurangi secara bertahap sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan energi normal
- Protein cukup, yaitu 1-1,2 g/kgBB atau 10%-15% dari kebutuhan energi total.
- Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150 mg/100g bahan makanan
- Lemak sedang, yaitu 10%-20% dari kebutuhan energi total. Lemak yang berlebih dapat menghambat proses pengeluaran asam urat atau purin melalui urin.
- Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65%-75% dari kebutuhan energi total. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak karena sebagian penderita asam urat mempunyai berat badan berlebih sehingga lebih dianjurkan untuk mengonsumsi sumber karbohidrat kompleks.
- Vitamin, mineral dan cairan disesuaikan dengan kebutuhan penderita.
Selain syarat diet, ada juga jenis diet rendah purin yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Diet Rendah Purin I /DPR I dengan asupan 1500 kkal dan Diet Rendah Purin II/DPR II dengan asupan 1700 kkal.
Pola Konsumsi
Pola konsumsi sangat menentukan kesehatan seseorang. Jika pola makan benar, kesehatan terjaga, sebaliknya apabila pola konsumsi tidak benar, besar kemungkinan kita akan terkena berbagai penyakit.
Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Penyakit Asam Urat, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan teriamakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: