MlatenMania.com - Unta merupakan hewan yang sangat berharga bagi masyarakat yang tinggal di daerah gurun baik di Asia atau Afrika, terutama di negara-negara di timur Afrika (Sudan, Ethiopia, Somalia dan Kenya). Unta (Camelus dromedarius) merupakan ternak penting dengan kemampuan adaptasi terhadap panas dan lingkungan gurun yang melebihi jenis ternak yang lain. Populasi unta di seluruh dunia mencapai 19 juta, 17 juta diantaranya adalah unta (C. dromedarius) dan sisanya adalah unta berpunuk dua (C. bactrianus).
Unta merupakan hewan multi-purpose dengan potensi produktivitas yang tinggi. Unta telah digunakan oleh manusia sebagai sarana transportasi, penghasil susu, daging dan kulit. Pada kondisi lingkungan yang keras seperti di gurun, unta dapat menghasilkan susu yang lebih banyak dan dengan periode laktasi yang lebih panjang dibandingkan dengan hewan penghasil susu yang lain. Pada periode laktasi seekor unta dapat menghasilkan susu antara 3 sampai 10 kg setiap hari selama 12 sampai 18 bulan. Susu unta merupakan salah satu bahan makanan pokok bagi masyarakat yang tinggal di gurun, dimana kontribusinya terhadap annual caloric intake lebih dari 30%, selain itu susu unta merupakan sumber dari bahan esensial bagi tubuh dan vitamin C.
Susu memiliki beberapa bahan yang sangat berguna sehingga dikonsumsi, begitu pula dengan susu unta selain nilai nutrisnya, dipercayai pula dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Ada beberapa penelitian tentang medicinal properties dalam susu unta, yang menyatakan susu unta mengandung protein protektif yang berperan dalam meningkatkan mekanisme pertahanan sistem imun. Susu unta juga mengandung zinc (Zn) dalam jumlah yang lebih banyak. Kecepatan pembelahan sel dari sistem imun sangat sensitif terhadap defisiensi Zn. Peranan Zn dalam perkembangan dan pemeliharaan fungsi normal sistem imun telah diketahui dengan baik. Saat ini juga sedang dilakukan penelitian tentang aktivitas protein susu unta sebagai bahan antibakterial dan antiviral.
Susu mentah dari unta telah dikonsumsi manusia sejak ribuan tahun yang lalu dan dipercayai memiliki bahan yang mampu menyembuhkan ketika dikonsumsi segar, langsung setelah dikeluarkan dari ambing. Sampai saat ini, unta masih menjadi sumber utama susu di pedesaan dan di negara-negara gurun seperti Qatar dan negara-negara lainnya di wilayah Timur Tengah dan beberapa bagian Afrika. Penularan Mers CoV diduga secara food-borne yang perlu diselidiki lebih lanjut. Data yang ada saat ini menunjukkan bahwa Mers CoV secara eksperimental yang dintroduksikan dalam susu unta mampu bertahan selama 72 jam pada suhu 4o C dan 22o C dan telah diketahui pula bahwa konsumsi susu yang mengandung virus Mers CoV akan mengakibatkan introduksi virus ke dalam rongga mulut dan diikuti dengan infeksi saluran respirasi bawah.
Komposisi Susu Unta
Susu unta pada umumnya berwarna putih pekat dengan rasa yang dapat diterima siapapun. Susu unta normal memiliki rasa manis dan tajam, tetapi kadangkala dapat sedikit berasa asin, hal ini berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dimakan oleh unta. Perubahan rasa ini terutama disebabkan oleh jenis pakan dan ketersediaan air minum. Susu unta akan dengan mudah berbuih dengan sedikit kocokan. Tingkat densitas ratarata susu unta adalah 1.029 g/cm3, dengan viskositas yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Viskositas susu unta pada suhu 20°C adalah 1.72 mPa s, sedangkan susu sapi dengan kandungan bahan kering dan kondisi yang sama adalah 2.04 mPa s. Tingkat pH susu unta segar adalah antara 6.5 sampai 6.7, namun dilaporkan pula sedikit lebih rendah yaitu 6.4 dan pernah pula tercatat 6.0.
Susu unta adalah mixtura yang kompleks terdiri atas lemak, protein, laktosa, mineral dan vitamin dan konstituen terdispersi dalam air lainnya. Komposisi dan karakteristik susu unta berbeda-beda sesuai dengan sistem produksi dan memiliki kandungan khusus yang membedakannya dengan susu ruminansia. Komposisi umum susu unta bervariasi dan tiap lokasi yang berbeda maka nilai nutrisinya juga berbeda, dengan kandungan protein antara 3,5 sampai 4,5%; laktosa antara 3,4 sampai 5,6%; lemak antara 3,07 sampai 5,50%; abu antara 0,7 sampai 0,95 %; dan total bahan padat antara 12,1% sampai 15%. Terhadap 112 sampel susu unta kandungan protein 2,94%; lemak 2,85%; laktosa 2,9%; abu 0,73% dan total bahan padat 9,41%. Variasi nilai konstituen yang lebar ini berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya umur, jumlah anak, managemen, periode laktasi, teknik sampling yang digunakan dan musim dan kualitas pakan.
Khasiat Obat Susu Unta
1. Anti-diabetic property
Terdapat kepercayaan tradisional di Timur Tengah, bahwa konsumsi secara rutin susu unta akan membantu mencegah dan mengendalikan diabetes. Pada saat ini, telah dilaporkan bahwa kandungan insulin dalam susu unta mencapai konsentrasi 150 U/ml, walaupun pada susu manusia, sapi dan kambing juga mengdanung insulin, tetapi mereka akan mengalami degradasi oleh suasana asam dalam lambung. Menurut literatur ada beberapa kemungkinan mekanisme insulin dalam susu unta dapat dimanfaatkan oleh tubuh manusia: 1) insulin pada susu unta memiliki bahan khusus yang membuat absorbsi ke dalam sirkulasi akan lebih mudah atau insulin yang resisten terhadap proteolisis, 2) insulin unta berkapsul dalam nanopartikel (lipid vesicle) yang dimungkinkan melalui perut dan masuk ke dalam sirkulasi, 3) beberapa elemen dalam susu unta itu sendiri yang menjadi zat anti-diabetik. Namun yang paling memungkinkan adalah adanya kandungan molekul kecil insulin-like yang bekerja menyerupai interaksi insulin terhadap reseptornya.
2. Aktivitas Antibacterial
Susu unta mengadung berbagai protein protektif terutama enzim yang berfungsi sebagai antibakteria dan bersifat imunologis. Keberadaan protein ini akan menjelaskan beberapa khasiat alami sebagai obat dalam susu unta. protein protektif yang terkandung dalam susu unta tersebut adalah: Lysozymes yang berpartisipasi dalam sistem imun, dengan target meyerang patogen; Immunoglobulins, zat ini berperan memberikan proteksi imum tubuh terhadap infeksi; Lactoferrin, berupa Iron-saturated lactoferrin (berasal dari minggu kedua periode laktasi) mencegah pertumbuhan mikroba dalam perut dan berpartisipasi dalam sistem imun, dengan target menginvasi patogen. Susu unta memiliki kandungan laktoferrin yang lebih banyak dibandingkan dengan susu ruminansia (sapi, domba dan kambing); Lactoperoxidas zat ini ditemukan pula pada air mata dan saliva, berkontribusi dalam non-immune host defense system, memiliki fungsi aktivitas bactericidal terutama terhadap bakteri gram negatif, selain itu juga memiliki aktivitas growth promotor, anti tumor, dan memiliki hubungan yang sangat dekat (71%) dengan human thyroid peroxidase, dimana terlibat dalam iodinasi dan formasi hormon thyroid; Peptidoglycan recognition protein (PGRP) yang dapat mengendalikan metastasis kangker payudara dan menstimulasi respon imun host; N-acetyl-§-glucosaminidase (NAGase), enzim ini memiliki aktivitas antibakteri-antiviral dengan spektrum luas.
3. Efek Terapi untuk Autism
Autisme disebabkan oleh malfungsi dari sistem imun yang menyebabkan inhibisi enzim pencernaan, sehingga kasein tidak dirubah menjadi asam amino, tetapi menjadi casomorphine. Casomorphine adalah zat opioid yang sangat kuat, bahkan lebih kuat daripada morphine itu sendiri. Anak penderita autisme yang meminum susu unta akan mengalami perbaikan yang mengagumkan dalam tingkah laku mereka. Pada suatu penelitian ekstensif diketahui bahwa oxidative stress berperan penting dalam patologi beberapa penyakit neurologis, termasuk autism spectrum disorder (ASD); penelitian tersebut menyatakan bahwa GSH dan enzim antioksidan memiliki peran dalam patopsiologis autism. Lebih jauh lagi, ternyata susu unta memiliki efek terapi yang potensial terhadap autism. Pada penelitian sebelumnya yang mengevaluasi pengaruh konsumsi susu unta terhadap oxidative stress biomarkers pada anak autism, melalui pengukuran tingkat plasma glutathione, superoxide dismutase, dan myeloperoxidase sebelum dan sesudah 2 minggu konsumsi susu unta menggunakan teknik ELISA. Hasil pengukuran terhadap semua parameter menunjukkan adanya peningkatan setelah konsumsi susu unta. Temuan ini menunjukkan bahwa susu unta berperan penting dalam menurunkan oxidative stress melalui perubahan tingkat molekul enzim antioksidan dan nonenzim antioksidan.
4. Treatment untuk Penderita Alergi
Pada kenyataannya susu unta tidak memiliki β−lactoglobulin dan "new" β—casein, dua alergen yang paling kuat terdapat pada susu sapi, yang menyebabkan anak-anak menderita alergi terhadap susu. Anak-anak yang menderita alergi makanan yang cukup parah mengalami perbaikan secara cepat dengan mengkonsumsi susu unta. Reaksi ini bersifat cepat dan untuk selamanya.
Demikian artikel mengenai Manfaat Susu Unta, semoga bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: