MlatenMania.com - Sega Jamblang (Nasi Jamblang dalam Bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat Cirebon. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi. Berkunjung ke Cirebon tanpa menikmati sega jamblang rasanya kurang pas. Sega jamblang atau dalam bahasa Indonesia berarti nasi jamblang merupakan nasi putih yang dibungkus daun jati dengan berbagai macam lauk-pauk. Dalam bahasa Cirebon Nasi disebut Sega. Hampir sama dengan bahasa Jawa "Sego". Sega jamblang ini akan dengan mudah ditemui di setiap sudut kota. Berdasarkan data dari buku kuliner khas Cirebon, ada sekitar 300 penjual sega jamblang. Ada yang dijual di warung tenda, dijual secara keliling ke rumah-rumah warga, dan tak sedikit pula yang berbentuk rumah makan.
Sega jamblang bisa dinikmati kapan saja. Pagi hari sebagai sarapan, bisa juga untuk menu makan siang bahkan makan malam. Untuk sarapan, Sega jamblang akan mudah ditemukan dari para pedagang keliling. Bersama gorengan, nasi kuning, dan nasi uduk, para pedagang keliling biasanya menawarkan juga Sega Jamblang. Di pedagang keliling ini, harga sega jamblang biasanya jauh lebih murah, namun lauk yang ditawarkan sangat terbatas. Sebagai menu makan siang, Sega Jamblang bisa mudah ditemui di warung atau rumah makan. Biasanya saat istirahat siang pengunjung akan ramai dan jumlah pengunjung akan jauh lebih banyak.Sementara Sega Jamblang untuk makan malam mudah ditemukan di warung-warung tenda di Jalan Tentara Pelajar, Kota Cirebon, atau tepat di depan Grage Mall. Di tempat tersebut bisa dijumpai belasan warung tenda berjejer di pinggir jalan, menjajakan Sega Jamblang. Biasanya buka dari pukul 17.00 dan baru tutup tengah malam atau dini hari.
Sejarah Sega Jamblang
Nama sega jamblang konon berasal dari sebuah nama desa di sebelah barat Kabupaten Cirebon, yakni desa Jamblang, Cirebon. Walaupun bernama sega jamblang, makanan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pohon atau buah jamblang. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama. Selain itu daun jati yang tebal dapat menyimpan panas lebih lama sehingga makanan yang dibungkus oleh daun tersebut tahan hangat. Aroma daun jati yang dipakai untuk membungkus nasi atau makanan lainnya disinyalir juga dapat meningkatkan nafsu makan.
Meski pada awalnya hanya merupakan makanan khas dari desa jamblang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya sega jamblang semakin digemari masyarakat diluar desa jamblang bahkan ke seluruh wilayah cirebon dan sekitarnya. Sehingga pada akhirnya sega jamblang menjadi kekayaan kuliner Cirebon. Ada berbagai riwayat yang menceritakan tentang awal mula keberadaan sega jamblang, seperti cerita yang berkembang di masyarakat bahwa sega jamblang pada awalnya adalah konsumsi untuk pasukan cirebon yang berperang melawan penjajah Belanda saat Perang Kedondong (1753-1773), atau ada juga yang menceritakan bahwa sega jamblang adalah konsumsi untuk para pekerja pembangunan jalan anyer-panarukan (1809-1810) yang dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal saat itu, Daendels. Bahkan ada juga yang menceritakan bahwa sega jamblang adalah konsumsi untuk para pekerja yang saat itu melaksanakan pembangunan pabrik gula (1847) yang pertama di cirebon.
Komposisi Sega Jamblang
Komposisi dari Sega Jamblang sendiri bisa dibilang cukup sederhana, tidak terlalu kompleks seperti makanan khas daerah biasanya. Namun dari kesederhanaan ini, Sega Jamblang tetap bisa menarik minat banyak orang, termasuk menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal yang cukup besar. Beberapa wisatawan lokal malah justru datang berbondong-bondong ke Cirebon hanya untuk mencicipi Sega Jamblang. Tidak heran beberapa rumah makan Sega Jamblang di Cirebon terlihat selalu ramai pengunjung setiap harinya. Hal ini disebabkan oleh beberapa orang yang mengklaim bahwa, “Kalau makan Sega Jamblang di kota lain, rasanya pasti beda.” Apa yang membuat Sega Jamblang begitu spesial sehingga dapat menarik cukup banyak wisatawan lokal untuk mencicipinya? Pasti terdapat sesuatu yang menjadi ciri khas Sega Jamblang tersendiri.
1. Bahan
- 1.000 gram nasi putih
- 5 lembar daun jati, untuk membungkus
- 5 buah perkedel kentang, sebagai pelengkap
2. Bahan Semur Hati
- 300 gram hati sapi, potong 3x3 cm
- 5 buah tahu goreng kotak
- 2 lembar daun salam
- 3 butir cengkeh
- 2 cm kayu manis
- 5 sdm kecap manis 1/4 sdt garam
- 1 sdt gula merah, sisir
- 1/2 sdt pala bubuk
- 600 ml air
- 2 sdm minyak untuk menumis
3. Bumbu Halus
- 2 siung bawang putih
- 5 butir bawang merah
- 1/2 sdt merica
Sebagai Ikon Kuliner Cirebon
Beberapa dari kita sudah mengetahui bahwa masyarakat Kota Cirebon telah familiar dan sangat tidak asing lagi dengan makanan tradisional Sega Jamblang. Makanan tradisional kota Cirebon ini merupakan nasi beserta dengan lauk pauknya yang dinamakan berdasarkan daerah dan asal dari penjualnya, yaitu Jamblang. Bahkan sudah banyak wisatawan lokal juga yang berkesempatan untuk mencicipi kelezatan dan uniknya Sega Jamblang dengan lauk pauknya yang bermacam-macam ini. Tidak heran, Sega Jamblang tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal di Kota Cirebon saja, orang-orang yang biasanya berasal dari daerah lain di Jawa Barat dan Jabodetabek juga sudah tidak asing dengan makanan tradisional khas Cirebon yang satu ini. Sega Jamblang memang cocok sekali bila kita santap bersama dengan rekan-rekan sambil berbincang-bincang dan mendengarkan musik dari pengamen lokal yang berkualitas, contohnya seperti di tempat makan Sega Jamblang Pelabuhan.
Demikian artikel mengenai Sega Jamblang Kuliner Khas Cirebon, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: