TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Pustaka Cinta

 MlatenMania.com - Siapa tak mengenal kata cinta? Setiap orang pastilah mengenal kata cinta. Hampir-hampir susah ditemui adanya lagu atau film yang tidak bertema cinta. Pun nyaris semua orang mengklaim diri pernah jatuh cinta dalam hidupnya. Apakah Anda pernah jatuh cinta?! Tentunya pernah. Tapi apa arti kata cinta sesungguhnya?

Pustaka Cinta

Pengertian Cinta

Cinta adalah sebentuk emosi yang mengandung ketertarikan, hasrat seksual, dan perhatian pada seseorang. Cinta membuat seseorang ingin memiliki hubungan khusus dengan orang lain melalui cara-cara tertentu yang khusus pula. Cara-cara itu terdiri dari beberapa hal. Pertama, keterhubungan secara fisik (physically). Jika Anda mencintai seseorang, maka Anda ingin dekat secara fisik dengannya. Anda ingin berdekatan dengannya. Jika jauh, maka Anda merindukannya. Keterhubungan fisik juga berarti adanya keinginan untuk berhubungan seksual dengannya. Ada hasrat seksual di dalam cinta.

Kedua, keterhubungan pengalaman dan keterlibatan emosional. Jika Anda mencintai seseorang, maka Anda ingin memiliki pengalaman bersamanya. Pun pengalaman Anda ingin dibagi padanya. Anda ingin menjadi bagian dari pengalaman yang dimilikinya. Anda ingin, Anda penting bagi yang Anda cintai. Anda juga memiliki keterlibatan emosional yang mendalam padanya. Jika ada yang berbicara kurang baik tentangnya, Anda cenderung tidak suka pembicaraan itu.

Ketiga, berbagi dalam sebuah pengalaman yang penuh keintiman. Jika Anda mencintai seseorang, maka Anda ingin berada dalam suasana yang intim. Anda ingin tidak ada orang lain yang berada dalam hubungan itu. Hanya berdua saja yang ada dalamnya. Pergi ke mana-mana ingin berdua saja. Jika ada seseorang yang nimbrung, Anda kurang menyukainya. Pendek kata, Anda ingin berintim ria.

Stenberg (1988) mengatakan cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan paling diharapkan. Manusia mungkin akan berbohong, menipu, mencuri dan bahkan membunuh atas nama cinta dan lebih baik mati daripada kehilangan cinta. Cinta dapat meliputi setiap orang dan dari berbagai tingkatan usia.

Menurut Master dkk (1992) mendefinisikan cinta sebagai tugas yang sulit. Disamping mencintai pasangannya yaitu baik lelaki maupun wanita. Manusia dapat mencintai anak maupun orang tua, saudara, hewan kesayangan, negara atau Tuhan sama seperti mereka mencintai makanan kesukaan, pelangi dan olahraga favoritnya.

Sedangkan menurut Hendrick dan Hendrick (1992), tidak ada satupun fenomena yang dapat menggambarkan bagaimana itu cinta, pada akhirnya cinta merupakan seperangkat keadaan emosional dan mental yang kompleks. Pada dasarnya tipe-tipe cinta yang dialami masing-masing individu berbeda-beda bentuknya dan berbeda-beda pula kualitasnya. Menurut Rubin (dalam Hendrick dan Hendrick, 1992) cinta itu adalah suatu sikap yang diarahkan seseorang terhadap orang lain yang dianggap istimewa, yang mempengaruhi cara berfikir, merasa dan bertingkah laku.

Menurut Libowitz (dalam Wortman, 1992) cinta adalah suatu perasaan positif yang kuat yang kita rasakan terhadap seseorang dan merupakan perasaan positif terkuat yang pernah kita alami. Dalam setiap tipe cinta, elemen perhatian terhadap orang yang dicintai sangatlah penting. Tanpa adanya unsur perhatian yang murni, apa yang disebut cinta mungkin hanya hasrat saja. Selain unsur perhatian , unsur rasa hormat juga diperlukan. Rasa hormat yang akan membuat individu menghargai identitas dan integritas orang yang dicintai sehingga menghindarkan dari masalah eksploitasi.

Dari definisi-definisi yang disebutkan maka dapat disimpulkan cinta adalah seperangkat keadaan emosional dan mental yang kompleks yang mempengaruhi cara berpikir, perasaan dan tingkah laku seseorang.

Komponen Cinta

Teori yang paling terkenal tentang cinta adalah teori yang dikemukakan oleh Robert Stenberg yang dikenal dengan Stenberg’s triangular of love. Menurut Stenberg (dalam Taylor dkk, 2000) semua pengalaman cinta memiliki tiga komponen cinta yaitu keintiman (intimacy) gairah (passion) dan komitmen (commitment).

a. Keintiman (Intimacy)

Komponen keintiman maksudnya adalah perasaan ingin selalu dekat, ingin selalu berhubungan, membentuk ikatan dengan orang yang dicintai. Dalam komponen ini, ada keinginan untuk selalu memberi perhatian pada orang yang dicintai. Kedekatan diri dengan pasangan dan komunikasi yang intim adalah sesuatu yang penting. Komponen ini sangat penting baik pada cinta romantis, cinta terhadap anak-anak maupun pada teman baik.

Menurut Stenberg (1988), keintiman itu sendiri merupakan komponen emosi yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain adalah adanya perasaan kedekatan dengan seseorang, senang berbincang-bincang dengannya dalam waktu lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu dan ada keinginan untuk saling bergandengan tangan atau merangkul bahu.

Stenberg (1988) mengatakan komponen keintiman sendiri setidaknya memuat sepuluh elemen yaitu :

1. Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai

Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai Seseorang akan memperhatikan kesejahteraan dari orang yang dicintainya dan kemudian meningkatkan kesejahteraannya, kadang-kadang ada harapan yang muncul bahwa perbuatan itu akan mendapatkan balasan.

2. Mengalami kebahagiaan dengan orang yang dicintai

Seseorang akan menikmati kegiatan yang dijalankan dengan pasangannya, ketika mereka melakukan kegiatan itu bersama-sama, mereka akan menikmatinya dan membentuk kenangan-kenangan yang mungkin akan mereka ingat pada masamasa sulit dikemudian harinya.

3. Menempatkan orang yang dicintai dalam penghargaan yang tinggi

Seseorang akan menghargai dan menghormati orang yang dicintainya. Walaupun ada kekurangan dan cacat pada diri orang yang dicintainya tersebut, tidak akan mengurangi penghargaan yang diberikan.

4. Mampu bergantung pada orang yang dicintai ketika dibutuhkan

Seseorang akan merasakan bahwa pasangannya ada ketika ia membutuhkan, ketika ia membutuhkan pasangannya ia dapat memanggilnya dan berharap pasangannya akan segera datang.

5. Memiliki pemahaman yang saling menguntungkan dengan pasangannya

Pasangan akan saling mengerti satu sama lain. Mereka memahami kelebihan dan kekurangan pasangannya dan bagaimana merespon terhadap kekurangan dan kelebihan tersebut. Mampu memberikan empati pada kondisi emosi pasangannya.

6. Saling berbagi hak milik dengan orang yang dicintai

Seseorang mampu memberikan dirinya dan waktunya, seperti juga barang barang yang dimilikinya kepada pasangannya. Bahkan mereka juga saling berbagi kekayaan dan yang lebih penting mereka saling berbagi dirinya sendiri.

7. Menerima dukungan emosi dari pasangannya

Seseorang akan merasa didukung oleh pasangannya terutama pada saat dibutuhkan.

8. Memberikan dukungan emosi pada orang yang dicintainya

Seseorang akan mendukung pasangannya dengan cara memberi empati dan dukungan emosional pada saat-saat dibutuhkan.

9. Berkomunikasi dengan intim terhadap pasangannya

Seseorang mampu berkomunikasi dengan intens dan jujur terhadap pasangannya, berbagi perasaan-perasaan paling dalam.

10. Menghargai orang yang dicintai

Seseorang merasa betapa pentingnya keberadaan orang yang dicintainya tersebut dalam kehidupannya

Elemen-elemen diatas adalah beberapa perasaan-perasaan yang mungkin dialami dalam komponen keintiman. Untuk merasakan pengalaman keintiman, tidak harus merasakan semua komponen diatas, tetapi sebaliknya dari hasil penelitian dibuktikan bahwa seseorang akan merasakan pengalaman keintiman jika ia merasakan perasaan-perasaan yang sangat penting dikemukakan diatas, dimana jumlahnya berbeda tiap-tiap orang. Biasanya pengalaman-pengalaman ini tidak dirasakan terpisah-pisah, tetapi sebagai suatu kesatuan.

b. Gairah (Passion)

Komponen gairah adalah dorongan yang mengarahkan pada suatu emosi yang kuat dalam hubungan cinta tersebut. Dalam hubungan cinta romantis, ketertarikan fisik dan seksual mungkin adalah hal yang utama. Namun motif yang lainnya seperti memberi dan menerima perhatian, kebutuhan akan harga diri atau kebutuhan untuk mendominasi mungkin turut terlibat.

Komponen gairah dikatakan oleh Eaine Hatfield dan Walster (dalam Sternberg, 1988) sebagai “keadaan kepemilikan dan bersatu dengan orang yang dicintai.” Gairah adalah ekspresi dari hasrat dan kebutuhan seperti harga diri, kasih sayang, dominansi, nurturance dan kebutuhan seksual. Derajat kekuatan dari kebutuhan-kebutuhan ini bervariasi tergantung pada jenis individunya, situasi dan jenis hubungan dari kebutuhan yang dijalani. Gairah dalam cinta cenderung berinteraksi dengan keintiman bahkan saling mendukung satu sama lain. Bahkan kadang-kadang gairah dapat dibangkitkan melalui keintiman. Pada beberapa jenis hubungan yang melibatkan lawan jenis, komponen gairah ini akan muncul dengan cepat dan keintiman akan mengikuti kemudian. Gairah dalam suatu hubungan mungkin adalah hal yang pertama sekali muncul, tetapi keintiman akan membantu dalam memperkuat hubungan tersebut. Dalam beberapa jenis hubungan, gairah akan muncul belakangan setelah munculnya keintiman. Ada pula jenis hubungan dimana gairah dan keintiman saling berlawanan. Misalnya dalam hubungan prostitusi, seseorang mungkin mencari pemenuhan akan kebutuhan gairahnya, namun hal tersebut meminimalisasi keintiman.

Kebanyakan orang menganggap gairah adalah hal-hal yang berhubungan dengan seksual. Tetapi setiap keterbangkitan psikofisiologis dapat dikatakan sebagai pengalaman gairah. Misalnya, individu dengan kebutuhan kasih sayang yang tinggi mungkin akan mendapatkan pengalaman gairah dengan orang yang memberikan kasih sayang tersebut.

c. Komitmen (Commitment)

Komponen komitmen merupakan suatu keputusan yang diambil seseorang bahwa dia mencintai orang lain dan secara berkesinambungan akan tetapi mempertahankan cinta tersebut. Hal ini adalah komponen kognitif utama dari cinta. Komponen komitmen sendiri mempunyai dua aspek jangka pendek dan jangka panjang. Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang. Sedangkan keputusan jangka panjang adalah untuk mempertahankan hubungan cinta tersebut. Kedua aspek ini tidak harus dialami bersama-sama. Keputusan untuk mencintai belum tentu mengakibatkan munculnya keinginan untuk mempertahankan hubungan.

Beberapa orang berkomitmen untuk mencintai orang lain tanpa pernah ada pengakuan atas cinta mereka. Seringkali yang terjadi adalah komitmen muncul secara temporer dan karena adanya pemikiran logis. Oleh sebab itu lembaga perkawinan adalah sebagai representasilegalisasi adanya komitmen untuk memutuskan mencintai seseorang sepanjang hidupnya. Komitmen lain yang dapat mempertaankan suatu hubungan cinta pada saat hubungan tersebut mengalami pasang surut. Komponen ini sangat penting untuk melalui masa-masa yang sulit dan mencapai masa yang lebih baik.

Komponen komitmen berinteraksi dengan keintiman dan gairah. Bagi kebanyakan orang, komitmen dihasilkan dari kombinasi keintiman dan gairah. Dua orang yang saling berkomitmen satu sama lain, yang satu mungkin akan melihat komitmen sebagai suatu kekuasaan atas pasangannya dan terhadap hubungan, namun tidak terhadap tipe hubungannya. Misalnya, seorang istri memiliki komitmen terhadap suaminya dan untuk memiliki hubungan dengan suaminya tersebut, tetapi tidak berkomitmen terhadap peran kepatuhan yang harus dimiliki sebagai bentuk rasa hormat terhadap suaminya. Sifat dari ketiga komponen ini berbeda satu sama lainnya.

Sifat Dari Komponen Cinta

No Sifat Keintiman Gairah Komitmen
1 Kestabilan Menengah Rendah Tinggi
2 Kontrol Kesadaran Menengah Rendah Tinggi
3 Tingkat Pentingnya pengalaman yang diperoleh Bervariasi Tinggi Bervariasi
4 Peran dalam hubungan jangka pendek Menengah Tinggi Rendah
5 Peran dalam hubungan jangka panjang Tinggi Menengah Tinggi
6 Keterlibatan fungsi psikofisiologis Rendah Tinggi Menengah

Misalnya, keintiman dan komitmen relatif lebih stabil dalam hubungan yang dekat, sementara gairah cenderung relatif tidak stabil dan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi. Kita memiliki kontrol kesadaran tertentu terhadap keintiman, tingkat kesadaran yang tinggi terhadap komitmen tetapi kontrol yang sangat sedikit terhadap keterbangkitan gairah. Kita selalu sadar terhadap kemunculan gairah, namun kesadaran akan adanya keintiman atau komitmen sifatnya bervariasi. Kadang-kadang kita mengalami perasaan hangat karena adanya keintiman, tetapi tidak menyadarinya bahkan tidak dapat melabelnya. Hal yang sama terjadi bahwa kita tidak menyadari seberapa tinggi komitmen kita terhadap orang lain dan terhadap hubungan tersebut sampai ada sesuatu atau seseorang yang mengintervensi dan mempengaruhi komitmen tersebut.

Peran dari ketiga komponen ini bervariasi, tergantung kepada hubungan cinta yang berlangsung, jangka panjang atau jangka pendek. Dalam hubungan jangka pendek, khususnya cinta romantis, gairah (passion) memainkan peran yang besar sedangkan keintiman (intimacy) perannya menengah dan komitmen (commitment) memainkan peran yang paling kecil. Sebaliknya dalam hubungan yang jangka panjang, keintiman dan komitmen justru berperan sangat besar, sedangkan gairah perannya menengah saja dan mungkin akan menurun seiring berjalannya waktu.

Ketiga komponen ini juga berbeda keberadaannya dalam berbagai hubungan cinta. Keintiman biasanya ditempatkan di posisi puncak dari banyak hubungan cinta, dimana jenis hubungan cinta yang dimaksud adalah hubungan dengan orangtua, saudara, kekasih, atau teman dekat. Gairah kelihatannya sangat terbatas keberadaannya pada jenis hubungan cinta tertentu, khususnya yang romantis. Sementara keberadaan komitmen sangat bervariasi pada hubungan cinta yang berbeda. Misalnya, komitmen cenderung tinggi pada cinta terhadap anak, tetapi relatif rendah pada cinta terhadap teman yang dapat berubah sepanjang masa.

Ketiga komponen ini juga berbeda keberadaannya jika ditinjau dari adanya keterlibatan fungsi psikofisiologis, sementara komitmen sangat sedikit melibatkannya dalam melibatkan fungsi psikofisiologis, Keintiman berada pada interval menengah dalam melibatkan fungsi psikofisiologis.

Bentuk-Bentuk Cinta

Dari hasil analisa ketiga komponen tersebut, Stenberg mengidentifikasikan tujuh bentuk cinta, didasarkan pada ada atau tidaknya masing-masing komponen. Bentuk-bentuk cinta tersebut adalah:

1. Linking

Bentuk cinta dimana yang ada hanya unsur keintiman tanpa gairah dan komitmen. Ada pada hubungan persahabatan (bisa sesama jenis kelamin). Perasaan-perasaan yang muncul dikarakteristikkan dengan hubungan pertemanan. Individu akan merasa dekat, saling terkait dan nyaman terhadap orang yang dijadikan subjek “liking” tanpa adanya gairah maupun komitmen membentuk hubungan jangka panjang. Secara emosional ada ikatan dengan orang tersebut, tetapi tidak ada gairah yang muncul atau keinginan untuk menghabiskan hidup bersama orang tersebut. Ada kemungkinan bahwa hubungan pertemanan akan memunculkan gairah atau komitmen jangka panjang, tetapi kebanyakan hubungan pertemanan hanya sebatas memunculkan perasaan suka (liking).

2. Infatuated Love

Bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen gairah tanpa komitmen dan keintiman. Ada pada cinta pada pandangan pertama (biasa disebut infatuasi), atau pada ketertarikan fisik yang biasanya mudah hilang. Biasanya ini muncul karena adanya pengalaman keterbangkitan gairah tanpa adanya keintiman atau komitmen Infatuasi ini dapat muncul secara cepat dan menghilang dengan cepat pula. Infatuasi secara umum diperlihatkan dengan adanya keterbangkitan psikofisiologis dan tanda-tanda fisik seperti detak jantung yang meningkat, atau bahkan jantung yang beredar keras, peningkatan sekresi hormon dan adanya ereksi pada organ genital.

3. Empty love

Bentuk cinta dimana yang ada hanya elemen komitmen tanpa gairah dan Keintiman. Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada pasangan usia lanjut). Ini adalah bentuk cinta dimana hubungan tersebut telah menemukan kejenuhan. Hubungan tersebut telah berjalan beberapa tahun namun masing-masing telah kehilangan keterlibatan emosional satu sama lain dan juga tidak ada lagi ketertarikan fisik di antara mereka. Di beberapa masyarakat, jenis cinta ini berada di akhir dari sebuah hubungan jangka panjang. Namun di masyarakat tertentu, jenis cinta ini justru merupakan awal dari sebuah hubungan jangka panjang. Individu memulainya dengan perkawinan dan artinya memulai hubungan dengan sebuah komitmen dan berharap hubungan tersebut akan diikuti dan dipenuhi dengan gairah dan keintiman dan dari situlah hubungan tersebut dimulai.

4. Romantic Love

Bentuk cinta dimana di dalamnya terdapat komponen keintiman dan gairah yang kuat tanpa adanya komitmen. Biasa terdapat pada orang-orang yang berpacaran. Pada bentuk cinta ini, pasangan tersebut tidak hanya saling tertarik secara fisik tetapi ada keterikatan emosional di antara keduanya.

5. Companionate Love

Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur gairah, hanya ada komponen keintiman dan komitmen. Biasanya terdapat pada hubungan persahabatan. Jenis hubungan ini adalah hubungan yang jangka panjang, pertemanan yang memiliki komitmen, hubungan pernikahan yang ketertarikan fisik di antaranya sudah pudar.

6. Fatous Love

Bentuk cinta yang di dalamnya terdapat komponen gairah dan komitmen namun tanpa keintiman. Biasa terdapat hubungan suami istri yang sudah kehilangan keintimannya. Jenis cinta ini terjadi jika pasangan saling berkomitmen satu sama lainnya dengan dasar adanya gairah dia antara mereka tapa ada munculnya keintiman. Jika gairah yang muncul terjadi dengan cepat, dan tidak ada munculnya keintiman untuk selanjutnya, maka hubungan yang didasarkan pada bentuk cinta ini tidak akan bertahan lama.

7. Consummate Love

Bentuk cinta yang didalamnya terdapat semua komponen, baik keintiman, gairah maupun komitmen dalam proporsi yang seimbang. Bentuk cinta ini merupakan bentuk yang ideal oleh sebab itu orang berusaha untuk mendapatkannya.

8. Non Love

Merupakan bentuk hubungan dimana tidak satupun dari ketiga komponen cinta yang telah dikemukakan muncul. Ini terjadi pada banyak hubungan yang sederhana, dimana yang terjadi hanya interaksi biasa tanpa adanya cinta bahkan rasa suka.

Menurut Stenberg (dalam Tambunan, 2001), setiap komponen pada setiap individu berbeda tingkatannya. Cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen tersebut berada pada proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah itu berlanjut pada komponen gairah yang disertai komitmen yang lebih besar, misalnya melalui pernikahan.

Perilaku Yang Ada Dalam Cinta

Apa sajakah perilaku yang mencerminkan cinta? Berikut adalah beberapa perilaku yang mencerminkan cinta, yaitu:

1. Ekspresi fisik yang mencerminkan cinta

Cinta membuat seseorang berbahagia. Maka, mereka yang mencintai akan menunjukkan ekspresi wajah yang bahagia. Mereka tersenyum lebih banyak. Mata berbinar dan terlihat cerah. Wajahnya juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap yang dicintai. Mereka memeluk dengan mesra.

2. Tindakan verbal yang mencerminkan cinta

Tindakan verbal yang mencerminkan cinta yang paling gampang diketahui adalah mengatakan “Aku mencintaimu”, “I love u”, “Aku sayang kamu”, “Kamulah cintaku”, dan semacamnya ungkapan cinta. Tentu saja ucapannya diucapkan dengan penuh perasaan. Kadang, seseorang yang sedang mabuk cinta, menuliskan nama yang dicintai di buku-buku, di dinding, di manapun, bahkan sampai menjadikan nama yang dicintai sebagai alamat email.

Mungkin Anda pernah melihat ada sebuah buku yang terdapat halaman persembahannya. Di sana ditulis ungkapan-ungkapan cinta, seperti; “untuk Jane, tersayang”, “untuk Vina, ibu anak-anakku”, “untuk Dora, yang menemaniku sepanjang jalan”, semuanya adalah bentuk perilaku cinta.

3. Tindakan nonverbal yang mencerminkan cinta

Perilaku cinta berupa tindakan nonverbal adalah perilaku cinta yang paling banyak dilakukan oleh orang yang mencintai. Pertama adalah menunjukkan sikap penuh cinta. Di dalamnya adalah menunjukkan kepercayaan pada yang dicintai, mengatakan kejujuran, menunjukkan penghormatan, menghargai pendapatnya, memberikan dukungan semangat, menunjukkan rasa tertarik pada kegiatan-kegiatan yang dicintai. Kedua, menyingkapkan diri. Mereka yang mencintai akan membuka diri seluas-luasnya pada yang dicintai. Informasi apapun tentang diri akan diberikan pada yang dicintai. Mereka akan berusaha menjadi yang terdekat bagi yang dicintai. Ketiga, memberikan materi. Biasanya, materi adalah berupa hadiah-hadiah. Tidak jarang berupa bantuan materi pada saat yang dicintai kesulitan. Keempat, melakukan komunikasi nonverbal. Mereka menunjukkan rasa santai dan nyaman bila sedang bersama.

Cinta Yang Ideal

Cinta ideal adalah cinta yang dipikirkan seseorang seharusnya terjadi. Konsep cinta ideal terdiri atas dua hal, yakni konsep tentang pasangan yang ideal dan konsep tentang hubungan yang ideal. Sebagian orang beruntung berkesempatan mencari cinta seperti yang idealkan. Jika berhubungan dengan satu orang tidak terasa ideal, maka bisa mencari yang lain. Namun, sebagian orang kurang beruntung. Konsep cinta ideal tetap hanya sebagai konsep belaka. Mereka gagal mewujudkannya karena dijodohkan mungkin, tidak cukup berusaha, atau terlalu tinggi berharap.

1. Pasangan cinta ideal

Tipe yang diidealkan setiap orang bisa berbeda-beda. Namun, secara umum, hampir semua orang mempunyai tiga standar untuk pasangan yang ideal. Pertama, kapasitas seseorang untuk menjalin keintiman dan kepercayaan (misalnya jujur, baik hati, tanggung jawab, setia, dan cukup berkualitas untuk menjadi orangtua). Kedua, daya tarik dan vitalitas (misalnya seksi, muda, sehat, sex appeal, cantik, dan tampan).

Ketiga, sumberdaya dan status yang dimiliki seseorang (misalnya keadaan finansial, status sosial, intelektualitas, kesuksesan, dan pekerjaan yang baik). Mereka yang percaya bahwa kesuksesan hubungan cinta ditentukan keintiman dan kepercayaan akan cenderung mengidealkan kejujuran, baik budi, baik hati, setia, bertanggung jawab, dan seterusnya. 

Mereka yang percaya kesuksesan hubungan ditentukan oleh adanya hasrat dalam hubungan itu, kriteria idealnya menekankan pada tubuh yang bagus, seksi, cantik, tampan, sehat, petualang dan seterusnya. Sedangkan mereka yang percaya kesuksesan hubungan ditentukan oleh suatu jaminan sumberdaya untuk hidup, maka pasangan yang ideal bagi mereka adalah mereka yang memiliki rumah bagus, memiliki pekerjaan bagus, memiliki sumber finansial yang memadai, memiliki gaya hidup aktif, dan seterusnya.

Tipe individu yang umumnya diinginkan sebagai pasangan cinta.

Pustaka Cinta

2. Hubungan cinta ideal

Umumnya, hubungan cinta ideal yang dimiliki setiap orang bisa dibedakan ke dalam 2 kelompok besar, yakni hubungan yang penuh keintiman dan kesetiaan, serta hubungan yang penuh hasrat. Mereka yang lebih percaya hubungan ideal harus dipenuhi keintiman dan kesetiaan biasanya menganggap lebih penting hal-hal seperti perhatian, keterbukaan, penghormatan, kejujuran, kepercayaan dan dukungan. Mereka biasanya memiliki kualitas hubungan cinta yang lebih baik dan juga lebih langgeng. Sedangkan mereka yang lebih percaya hubungan ideal harus penuh hasrat akan menganggap lebih penting hal-hal seperti kesenangan, kebebasan, romantisme, dan kegairahan.

Tipe hubungan ideal yang umumnya diinginkan orang.

Pustaka Cinta

Demikian artikel mengenai Pustaka Cinta, mudah-mudahan bermanfaat. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini:

Type above and press Enter to search.