MlatenMania.com - Tumbuhan Pinang (Areca catechu L.) merupakan salah satu dari jenis tumbuhan yang memiliki banyak kegunaan antara lain untuk dikonsumsi, bahan industri kosmetika, kesehatan, dan bahan pewarnaan pada industri tekstil. Tumbuhan ini tumbuh dan tersebar luas di wiliyah India, Malaysia, Taiwan, Indonesia dan negara asia lainnya, baik secara individu maupun populasi, umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas perkebunan.
Tanaman Pinang |
Klasifikasi Tanaman Pinang
Division : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Areca
Species : Areca catechu L.
Morfologi Tanaman Pinang
Pinang merupakan tumbuhan palma family Arecaceae yang tingginya dapat mencapai 12 hingga 30 m, berakar serabut berwarna putih, batang tegak lurus bergaris tengah 15 sampai 20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas terlihat jelas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5 hingga 8 tahun tergantung pada keadaan tanah, tanah dengan kelembaban yang baik dan memiliki rentang pH 5-8 sangat mendukung untuk pertumbuhan.
Daun memiliki panjang sekitar 1,5 hingga 2 m, daunnya tunggal menyirip bertoreh sangat dalam tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang.
Pinang merupakan tumbuhan berumah satu (monoceous) dengan perbungaan uniseksual dimana bunga jantan dan bunga betinanya berada dalam satu perbungaan.
Kumpulan bunga jantan yang terletak di bagian terminal (ujung) perbungaan ukurannya kecil dan mudah sekali rontok, sedangkan bunga betinanya yang terletak di bagian pangkal memiliki ukuran yang lebih besar dengan panjang sekitar 1,2 hingga 2 cm. Bunga jantan dan betina memiliki enam tepal yang sesil, berwarna putih dan beraroma.
Kandungan Kimia Tanaman Pinang
Kandungan kimia dari pinang telah diketahui sejak abad ke 18. Dari sekian banyak komponen utama dari biji pinang adalah karbohidrat, lemak, serat, polyphenol termasuk flavonoid dan tanin, alkaloid dan mineral. Polyphenol dan alkaloid dari golongan piridin mendapat perhatian lebih dari sekian banyak kandungan kimia yang terdapat dalam pinang, dikarenakan zat-zat tersebut diketahui memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan.
Biji pinang rasanya pahit, pedas dan hangat serta mengandung 0,3 - 0,6% alkaloid. Selain itu juga mengandung red tannin 15%, lemak 14% (Palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin.
Keterangan Gambar:
- Tangkai buah.
- Biji.
- Daging buah.
Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidin, arekain, guvakolin, guvasin dan isoguvasin. Ekstrak etanolik biji buah pinang mengandung tannin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, dan senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam.
Arekolin (C8H13NO2) merupakan alkaloid utama yang terdapat dalam biji pinang dan menjadi alkaloid terpenting dalam fisiologisnya, selain asekolidin, arekain, guvakolin, guvasin, dan isoguvasin (Jaiswal et al., 2011). Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan dengan biji yang telah mengalami perlakuan, selain itu konsentrasi flavonoid dalam biji pinang menurun seiring dengan bertambahnya kematangan buah.
Manfaat Tanaman Pinang
Tumbuhan pinang memiliki banyak manfaat, penggunaan pinang yang paling populer pada masyarakat adalah kegiatan menyirih dengan bahan campuran biji pinang, daun sirih, dan kapur. Ada juga yang mencampur dengan tembakau. Sementara bagi masyarakat Papua, selain sebagai obat penguat gigi, masyarakat pesisir pantai desa Assai dan Yoon-noni, yang didiami oleh suku Menyah, Arfak, Biak, dan Serui (Papua), menggunakan biji pinang muda ini sebagai obat untuk mengecilkan Rahim setelah melahirkan. Dibuat dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama satu minggu.
Air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan, (kremi, gelang, pita, tambang), mencret, dan disentri oleh masyarakat desa semayang Kutai, Kalimantan Timur.
Biji pinang yang aromatis memiliki efek antioksidan dan antimutagenic, astringent (bersifat menyiutkan), serta bersifat memabukkan, sehingga telah lama digunakan sebagai taeniafuge untuk mengobati cacingan, selain itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid (menstruasi), keputihan, beri-beri, malaria, dan memperkecil pupil mata.
Biji buah pinang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat dikombinasikan dengan agen kemoterapi sehingga mampu meningkatkan sensitivitas sel kanker. Tumbuhan pinang berpotensi anti kanker karena memiliki efek antioksidan dan antimutagenic.
Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Tanaman Pinang, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.
Komentar0
Tinggalkan komentar Anda disini: