TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Mengenal Apa Itu Scabies

 MlatenMania.com - Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan Sarcoptes scabiei tungau (mite) berukuran kecil yang hidup didalam kulit penderita. Tungau yang tersebar luas diseluruh dunia ini dapat ditularkan dari hewan kemanusia dan sebaliknya. Tungau ini berukuran 200-450 mikron, berbentuk lonjong, bagian dorsal konveks sedangkan bagian ventral pipih. Penyakit skabies disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gudig, gatal agogo, budukan dan penyakit ampera.

Mengenal Apa Itu Scabies

Scabies merupakan penyakit parasit yang sangat umum karena dapat menyerang manusia dari segala usia dan berbagai kalangan sosial. Beberapa alasan meningkatnya insiden scabies terkait dengan penyebaran penyakit yang cepat, siklus  Sarcoptes scabiei tungau yang pendek, dan sering ditemukan ketidakpatuhan pasien pada terapi.

Klasifikasi Scabies

Scabies memiliki tiga presentasi klinik yaitu classic, crusted, dan nodular.

  1. Scabies klasik adalah scabies yang umum, menunjukkan gejala pruritus yang parah (semakin parah pada malam hari), fatigue (lelah), mudah tersinggung, dan pada beberapa pasien mengalami demam dari impetigo sekunder atau selulitis. Parasit pada scabies klasik biasanya sedikit, rata-rata 10 samoai 12 tungau selama infestasi pada 3 bulan pertama. Pada kulit terbentuk faris abu-abu yang merupakan hasil dari sekresi tungau yang sedang melaju.
  2. Crusted scabies (scabies berkerak) dapat terjadi pada pasien dengan imun yang lemah, seperti pada terapi imunosupresif jangka panjang (penerimaan transplantasi organ) atau mereka yang terinfeksi HIV atau infeksi limfosit tipe T-1. Kelompok rentan lainnya merupakan pasien cacat mental atau fisik, seperti mereka yang memiliki anggota tubuh lumpuh, neuropati sensorik, atau kusta, karena dalam kondisi tersebut tidak dapat merasakan gatal atau goresan. Tungau penyebab crusted scabies sama dengan tungau penyebab klasik scabies, namun banyaknya tungau menjadi pembeda keduanya. Tungau pada crusted scabies jauh lebih besar dan bisa berkisar antara ribuan hingga jutaan per pasien, sedangkan pada scabies klasik hanya 10-12 tungau. Perbedaan ini menyebabkan crusted scabies jauh lebih menular dibandingkan dibandingkan scabies klasik. Pengobatan pada pasien yang menderita crusted scabies cukup sulit dikarenakan pemberantasan tungau dan berat telur dari daerah kulit yang sangat banyak dan sulit dilakukan.
  3. Scabies nodular merupakan jenis scabies yang jarang terjadi yang ditandai dengan nodul cokelat kemerahan yang sangat gatal setinggi 2 cm yang biasanya ditemukan pada alat kelamin, bokong, selangkangan, dan aksila. Nodul dianggap sebagai hasil reaksi hipersensitivitas terhadap produk tungau karena tungau hampir tidak diidentifikasi pada lesi ini.

Berdasarkan buku Clanical Dermatology (Soutor dan Hordinsky, 2013), scabies mempunyai tiga presentasi klinik yaitu:

  1. Scabies nodular merupakan jenis scabies yang sering timbul dengan beberpada nodul berwarna salmon kemerahan yang sangat pruritus dan biasanya ditemukan di aksila, pangkal paha, dan genital pria. Scabies nodular adalah reaksi hipersensitivitas yang biasanya terjadi setelah infestasi scabies sebelumnya yang berhasil diobati dan tidak selalu menunjukkan infeksi aktif.
  2. Scabies bulosa merupakan jenis scabies dengan gambar melepuh yang umumnya terjadi pada telapak tangan dan telapak bayi yang terinfeksi Sarcoptes scabiei. Scabies bulosa biasanya timbul dengan gambaran erupsi bulosa yang luas, kebanyakan terjadi pada orang dewasa lanjut usia. Sering terjadi kesalahan diagnosis pada scabies bulosa dengan pemfigoid bulosa.
  3. Scabies berkrusta merupakan jenis scabies yang timbul dengan gambaran plak tebal, berkerak, atau bersisik dan sering terjadi kesalahan diagnosis dengan psiriasis. Scabies berkrusta biasanya mempengaruhi individu yang berkebutuhan khusus, tua, cacat, atau lemah. Pasien ini sering tidak menunjukkan pruritas dan garukan yang khas. Jumlah tungau pada scabies berkrusta jauh lebih besar bisa berkisar ribuan tungau. Hal tersebut meyebabkan scabies berkrusta bersifat sangat menular.

Etiologi Scabies

Scabies adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh tungau ektoparasit Sarcoptes Scabiei Var Homonis, filum Arthropoda, orde akarina yang merupakan parasit obligat pada manusia yang berukuran 300-400 mikron. Memiliki gambaran putih seperti mutiara, tidak memiliki mata, tembus cahaya, kecil, berbentuk oval, dan perutnya rata.

Tungau jantan dan betina melakukan kopulasi di permukaan kulit. Kopulasi ini hanya terjadi sekali selama hidup tungau betina. Tungau betina dapat membuat liang dalam epidermis kemudian meletakkan telurtelusnya di dalam liang tersebut. Tungau betina dewasamati setelah 5 minggu di ujung terowongan. Sepanjang waktu ini, tungau akan memperpanjang terowongan dengan kecepatan yang bervariasi mulai 0,5-5 mm perhari. Siklus hidup Sarcoptes Scabiei dimulai saat tungau dewasa masuk ke dalam kulit host (manusia) dan tungau betina bertelur. Larva menetas dari telur dan akhirnya berkembang menjadi tungau dewasa, dan siklus berulang.

Patogenesis Scabies

Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit, yang jantan akan mati, kadang masih dapat hidup dalam beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil metelakkan telurnya 2 atau 4 butur sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas biasanya 3-5 hari, menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki, larva ini dapat tinggal diterowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan kaki 4 pasang. Seluruh siklus hidupnya, mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.

Kelainan kulit tidak hanya disebabkan oleh tungau scabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itukelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya pruritus, urtika dan lesisekunder berupa papul, vesikel, pustul dan kadang bula.

Cara Penularan Scabies

Penularan utama scabies merupakan melalui kontak langsung dari orang ke orang pada situasi yang membuat adanya kontak kulit ke kulit dan juga kondisi kepadatan penduduk yang dapat meningkatkan insiden dari infestasi tungau. Kejadian scabies berhubungan erat dengan tingkat kebersihan perseorangan dan lingkungan, serta kepadatan penduduk atau penghuni pada satu tempat yang sama dan sempit. Scabies dapat menular dengan mudah apabila penghuni tidur bersamaan di satu tempat tidur yang sama baik lingkungan rumah tangga, sekolah yang didalamnya terdapat fasilitas asrama dan pondok, fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas, serta fasilitas umum lain yang dipakai secara bersama-sama dan dalam waktu berulang-ulang di lingkungan padat penduduk.

Epidemiologi Scabies

Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6 % - 27 % populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di Puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6%-12,9%, dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di Bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 734 kasus skabies yang merupakan 5,77% dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6% dan 3,9%. Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai.

Gambaran Klinis

Temuan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi tungau Sarcoptes Scabiei sangat bervariasi. Kelainan kulit tersebut tidak hanya disebabkan oleh tungau scabies tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Masa inkubasi scabies diketahui berlangsung selama 4-6 minggu. Scabies dengan kasus reinfeksi, gejalanya akan timbul hanya dalam 4-6 hari. Selain itu terdapat suatau fase respons alergi sesudah terjadinya investasi.

Selama fase ini, tungau dapat di permukaan kulit tanpa menimbulkan rasa gatal. Gatal yang dirasakan oleh penderita scabies disebabkan oleh karena adanya sensitisasi terhadap sekret tungau. Setelah kontak pertama dengan tungau scabies, rasa gatal maupun rash timbul setelah kira-kira 6-8 minggu. Rasa gatal terutama pada malam hari disebabkan akibat adanya peningkatan aktivitas tungau pada saat meningkatnya suhu tubuh. Kelainan yang tampak berupa terowongan berbentuk garis lurus atau seperti huruf S dengan pangang lebih kurang 1 cm. Selain terowongan, terdapat pula papul, popula-vesikel, dan eritem. Garukan pada daerah yang mengalami scabies dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Tempat predileksi pada daerah yang mempunyai lapisan tanduk tipis seperti sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, bagian lateral siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, umbilikus, abdomen bagian bawah, genetalia eksterna pada laki-laki, bokong, dan tungkai bawah. Pada anak usia muda dan bayi, lesi juga cenderung timbul pada telapak tangan, kaki, dan kepala. Diketahui terdapat empat tanda utama (cardinal sign) untuk menegakkan diagnosis adanya infestasi scabies yaitu pruritus nokturnal, sekelompok orang, adanya terowongan atau kanalikuli, dan menemukan Sarcoptes Scabiei pada pemeriksaan.

Gejala Klinis

Ciri-ciri penderita scabies adalah kulit penderitanya dipenuhi bintikbintik merah besar dan kecil akibat garukan keras dan bila terinfeksi bintikbintik tersebut akan menjadi bernanah. Penderita scabies juga mengeluhkan ruam yang sangat gatal, biasanya dalam 6 minggu setelah pajanan pertama. Pruritus dapat lebih berat pada malam hari dan dapat mengenai bagian tubuh manapun, tetapi paling sering terkena area ruang selaput antara jari, ketiak, genetalia, bokong, dan pada wanita pada area payudara, pada anak-anak terowongan mungkin vesikular dan lebih sering dijumpai ditelapak tangan dan telapak kaki, lesi juga dapat muncul di pipi dan bukan dikulit kepala pada bayi. 

Ada 4 tanda kardinal:

  1. Pruritus Nokturna. Artinya gatal pada malam hari akibat aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang panas dan lembab.
  2. Penyakit ini menyerang orang secara berkelompok. Misalnya dalam keluarga ada satu yang terkena scabies biasanya seluruh anggota keluarga akan terkena infeksi.
  3. Adanya terowongan (kunikus). Terowongan yang ditemukan pada lokasi prediklesi yang berwarna putih abu-abu, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata memiliki panjang 1 cm pada ujung terowongan ditemukan papul dan vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi (lecet), dan lain-lain)
  4. Menemukan tungau. Merupakan cara terbaik untuk mendiagnosis scabies yaitu dengan cara menemukan satu atau lebih tungau.

Bentuk-Bentuk Scabies

Terdapat bentuk-bentuk khusus antara lain:

  1. Scabies pada orang bersih. Ditandai dengan gejala minimal, tetapi terowongan sulit ditemukan. Pada pasien ini beberapa area predileksi dapat terkena. Tungau hilang dengan cara mandi berulang-ulang.
  2. Scabies in cognito. Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda scabies. Sebaliknya, pengobatan dengan steroid topikal jangka panjang dapat meningkatkan lesi. Hal ini disebabkan karena penurunan respon imun seluler.
  3. Scabies pada bayi dan anak. Lesi pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, seperti kepala, leher, telapak tangan, dan telapak kaki, serta sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo dan timus, eksim sehingga terowongan jarang ditemukan.
  4. Scabies nodularis. Lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal pada area tertutup, terutama pada genetalia pria, inguinal, dan aksila.
  5. Scabies krustosa (norwegia). Bentuk scabies ini dapat ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang distrofik, dan skuama yang generalisata, bentuk ini sangat menular tetapi rasa gatalnya sangat sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak. Penyakit ini dapat ditemukan pada penderita immunocompromised, retradasi mental, kelemahan fisis.
  6. Scabies terbaring ditempat tidur. Ditemukan pada penderita penyakit kronis dan orang tua yang harus tinggal ditempat tidur, hal ini dapat menyebabkan scabies dengan lesi yang terbatas.

Diagnosis Scabies

Diagnosis penyakit scabies sampai saat ini masih menjadi masalah dalam dermatologi. Penetapan diagnosa scabies berdasarkan riwayat gatal terutama pada malam hari dan adanya anggota keluarga yang sakit seperti penderita (ini menunjukkan adanya penularan). Pemeriksaan fisik yang penting adalah dengan melihat bentuk tonjolan kulit yang gatal dan area penyebarannya. Untuk memastikan diagnosa scabies adalah dengan pemeriksaan mikroskop untuk melihat ada tidaknya kutu Sarcoptes Scabiei atau telurnya.

Pencegahan Scabies

Penyakit scabies dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan cara: mandi secara teratur dengan menggunakan sabun, mencuci pakaian, seprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu, tidak saling bertukar pakaian, handuk dengan orang lain, hindari kontak dengan orang serta pakaian yang dicurigai terinfeksi tungau scabies, menjaga kebersihan tempat tinggal dan ventilasi yang cukup.

Penatalaksanaan Scabies

Pada dasarnya pengobatan dimulai dengan mendiagnosis scabies dengan menemukan tungaunya. Setelah diberi penjelasan pada penderita mengenai penyakitnya, ditentukan obat yang akan digunakan dengan mempertimbangkan efisiensi dan toksisitas. Beberapa macam obat dapat dipakai pada pengobatan scabies:

  1. Belerang Endap. Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim, krim tidak berpengaruh pada tahap telur, maka penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.
  2. Emulsi Benzil-benzoas (20-25%). Efektif melawan tungau dewasa, cara penggunaanya di oleskan dari dagu hingga ujung jari kaki tiga kali dalam 24 jam.
  3. Gama Benzena Heksa Klorida (gammexane). Kadarnya 1% dalam krim atau lotion. Termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,dan jarang memberi iritasi.
  4. Krotamiton Scabinete 10%. Dalam krim atau lotion juga merupakan obat pilihan karena dapat digunakan dalam semua stadium, mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal, harus dijauhkan dari mata, mulut.
  5. Permetrin. Dengan kadar 5% dalam krim, aplikasinya hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam.
  6. Ivermectin. Diberikan dua minggu, ivermectin oral merupakan terapi yang efektif dan praktis untuk skabies.

Demikian artikel mengenai Mengenal Apa Itu Scabies, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini: