TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Mengenal Lebih Dekat Capung

 MlatenMania.com - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil dan secara geografi adalah negara kepulauan yang terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Australia, posisi ini membuat Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun hewan. Mulai dari vertebrata seperti ikan, mamalia, burung, amfibi, dan reptil sampai hewan yang tanpa tulang belakang khususnya serangga. Hal ini juga didukung oleh kondisi daerah di Indonesia yang memiliki ekosistem yang baik untuk pertumbuhan serangga.

Mengenal Lebih Dekat Capung

Capung

Capung berasal dari kelompok serangga (insecta) yang termasuk dalam ordo odonata. Odonata adalah serangga yang ukurannya relatif besar dan kebanyakan serangga golongan ordo odonata ini mempunyai tubuh yang berwarna indah dan bervariasi. Sebagian besar hidupnya dalam penerbangan. Tahapan-tahapan pradewasa adalah akuatik, sedangkan yang dewasa biasanya terdapat dekat air. Semua tahapan adalah pemangsa dan makan berbagai serangga-serangga organisme lain.

Odonata terbagi menjadi 2 subordo, Anisoptera dan Zygoptera. Di golongkan berdasarkan bentuk kepala, sifat-sifat sayapnya meliputi posisi sayap pada waktu istirahat dan bentuk nimfa. Sedangkan pembagian dari subordo ke famili berdasarkan pada mata facet, alat mulut, bentuk sayap meliputi susunan pena dan corak sayap.

Klasifikasi Capung

Klasifikasi Capung (Ordo Odonata) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Odonata

Subordo : 

  • Anisoptera
  • Zygoptera

Morfologi Capung

Capung termasuk dalam kelompok insekta atau serangga yang memiliki ciri-ciri terdiri atas tiga bagian yaitu: kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Kepala capung berukuran relatif besar dibanding tubuhnya, bentuknya membulat atau memanjang ke samping dengan bagian belakang berlekuk ke dalam. Fungsi utama kepala sebagai penerima perasaan, perpaduan syaraf dan mengumpulkan makanan. Capung mempunyai mata majemuk besar dan berfaset banyak dan seringkali menempati hampir seluruh kepala. Mata capung mampu melihat banyak warna-warna yang berada di sekitarnya atau dihadapannya, bahkan dengan bentuk mata tersebut capung mampu melihat 360 derajat. Capung juga mempunyai antena atau embelan-embelan yang terletak dikepala, biasanya terletak dibawah mata majemuk. Antena pada serangga bentuknya beruas-ruas terdiri dari ruas pertama yaitu ruas dasar (skape), ruas kedua yaitu tangkai (pedikel) dan sisanya yaitu flagelum. Tipe antena pada capung yaitu Setaceous Antenna atau berbentuk kecil seperti duri.

Mulut capung berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai pemangsa, bagian depan terdapat labrum (bibir depan), di belakang labrum terdapat sepasang mandibula (rahang) yang kuat untuk merobek badan mangsanya. Di belakang mandibula terdapat sepasang maksila yang berguna untuk membantu pekerjaan mandibula dan bagian mulut yang paling belakang adalah labium yang menjadi bibir belakang.

Bagian dada (toraks) terdiri dari tiga ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks, masing-masing ada satu pasang kaki. Kaki capung termasuk ke dalam tipe kaki raptorial yaitu kaki yang mampu dipergunakan untuk berdiri dan menangkap mangsanya. Abdomen-nya terdiri dari 10 ruas yang fleksibel, ruas pertama sampai ruas ke delapan sebagai alat bantu pernafasan bagi capung. Ruas capung ramping memanjang seperti ekor dan ujungnya dilengkapi tambahan seperti umbai yang dapat digerakan tergantung jenisnya. Odonata yang ada sekarang ini bervariasi panjangnya dari kira-kira 20 sampai lebih dari 135 mm.

Tubuh dilengkapi dengan dua pasang sayap transparan yang berfungsi untuk terbang serta enam tungkai untuk bertengger atau hinggap. Dari enam tungkai itu, sepasang tungkai paling depan berfungsi ganda. Tungkai ini tidak hanya berfungsi seperti kaki, tetapi dapat berfungsi juga untuk memegang. Capung biasa memiliki sayap depan yang berukuran lebih besar daripada sayap belakangnya. Kedua pasang sayap dapat digunakan oleh capung untuk terbang dengan berbagai manuver. Capung dapat terbang maju, terbang mundur, terbang ke atas, terbang ke bawah, terbang melayang (tanpa mengepakkan sayap), terbang berbalik arah seketika, serta terbang pada titik tertentu di udara, tanpa bergerak maju mundur atau bergerak ke atas ke bawah secara signifikan. Capung biasa ketika terbang lebih aktif dan kuat, sedangkan capung jarum kurang aktif terbang dan sering ditemukan saat hinggap. Capung jarum lebih tenang dan mudah didekati dibandingkan dengan capung biasa. Sayap capung bentuknya khas yaitu lonjong atau memanjang dan tembus pandang, kadang-kadang berwarna menarik seperti coklat kekuningan, hijau, biru, atau merah. Pada beberapa spesies dari subordo Anisoptera, bahwa pangkal sayap belakang dari capung jantan berwarna kuning dan pterostigma kedua sayap berwarna coklat kekuningan, sedangkan capung betina memiliki warana coklat kekuningan pada seluruh bagian tubuhnya dan sisi atas abdomennya tampak lebih terang dengan garis hitam. 

Stigma pada capung ciri-cirinya yaitu terdapat bintik kuning atau hitam disisi kiri dan kanan sayap. Fungsi stigma pada serangga yaitu sebagai jalan keluar masuknya udara dan untuk memudahkan mengidentifikasi.

Selain morfologi capung dewasa, terdapat juga morfologi Nimfa. Bentuk nimfa dari kedua sub ordo Anisoptera dan Zygoptera sangat mirip, panjang dan ramping seperti belalang ranting. Nimfa muda yang baru menetas panjangnya sekitar 8 mm, berwarna kuning muda. Nimfa tua mencapai panjang sekitar 25 mm dengan warna agak gelap yaitu coklat kekuningan. Kepala kecil, dilengkapi mata yang membulat di sisi kanan dan kiri, antena 7 ruas, ruas pertama lurus berukuran sama atau lebih panjang dari gabungan keenam ruas lainnya. Toraks panjang dan ramping, calon sayap seperti daun melekat erat di bagian dorsal tubuhnya. Abdomen silindris, ujungnya dilengkapi "caudal lamellae" berupa 3 lembaran tipis dan halus berbentuk segitiga untuk yang di tengah dan "triquetral" (hampir segi empat) untuk yang 2 di bagian sisi. Nimfa capung hidup di dalam air dan nimfa capung ini memangsa serangga-serangga kecil lain yang juga hidup di dalam air. Selain memangsa serangga-serangga kecil, nimfa capung juga menampung polutan bersifat racun yang berasal dari mangsanya. Nimfa capung hanya hidup di air yang tidak tercemar dan kelangsungan hidup capung tergantung dari pencemaran habitatnya, sehingga capung dapat dikatakan sebagai hewan indikator lingkungan.

Perilaku Capung

Proses reproduksi capung termasuk aneh diantara serangga-serangga karena capung memiliki organ-organ kopulasi pada yang jantan terletak di ujung anterior abdomen, pada sisi ventral ruas abdomen yang kedua. Alat kelamin jantan dari serangga-serangga lain terletak diujung posterior abdomen. Sebelum kawin, capung jantan harus memindahkan sperma dari lubang kelamin pada ruas yang kesembilan ke struktur-struktur pada ruas yang kedua. Pemindahan ini dilaksanakan dengan membengkokan abdomen ke bawah dan ke depan. Kedua jenis kelamin seringkali menggunakan waktunya cukup lama dengan yang jantan mendekap yang betina dibagian belakang kepala atau protoraks dengan embelan-embelan pada ujung abdomen-nya. Betina membengkokan abdomen-nya ke bawah dan ke depan melakukan kontak dengan ruas kedua alat kelamin jantan, biasanya terjadi pada waktu penerbangan.

Siklus Hidup Capung

Capung merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola). Siklus hidup capung (ordo odonata) mulai dari telur, kemudian tumbuh menjadi nimfa dan tahap terakhir adalah menjadi capung dewasa.

a. Telur

Capung betina meletakan telur-telur mereka di dekat air dengan mencelupkan abdomen-nya di dalam air dan melepaskan telur-telurnya. Telur-telur tersebut biasanya di letakan tepat dibawah permukaan air, tidak jauh dari yang dapat di capai oleh betina. Ada beberapa capung betina yang meletakan telurnya di sebuah batang tanaman dan menyelipkan telurnya ke dalam tumbuhan sekali atau beberapa kali dibawah permukaan air. Telur-telur biasanya menetas dalam waktu 1 sampai 3 minggu.

b. Nimfa

Setelah terlur menetas, kemudian tumbuh menjadi nimfa. Nimfa bersifat akuatik dan nimfa makan berbagai macam organisme organisme akuatik yang kecil. Biasanya mereka tinggal menunggu kobran-korban mereka yang berukuran kecil, tetapi bebera nimfa yang lebih besar (terutama Aeshnidae) biasanya menyerang kecebong dan ikan kecil. Nimfa-nimfa mempunyai labium yang mengalami modifikasi menjadi struktur beruas yang khusus dimana korban ditangkap. Labium dilipat apabila tidak dipakai. Bila dipalao labium disorongkan ke depan dan sangat cepat. Korban ditangkap denan gelembir-gelembir seperti kuku yang dapat bergerak. Bila seekor nimfa tumbuh sepenuhnya, nimfa merayap keatas tumbuhan atau batu-batuan dan keluar dari air kemudian berganti kulit. Nimfa berganti kulit dan mengembangkan ukuran sepenuhnya sekitar setengah jam untuk menjadi capung dewasa.

c. Capung Dewasa

Penerbangan capung dewasa yang baru muncul secara relatif agak lemah, dan mereka dengan mudah dapat ditangkap. Mereka belum mempunyai warna yang sepenuhnya dan tubuh mereka sangat lunak. Warna tubuh capung dewasa akan terlihat setelah satu atau dua minggu. Serangga yang baru muncul bertubuh lunak dan berwarna pucat di sebut sebagai individu-individu teneral. Penerbangan capung dewasa hanya dalam jangka beberapa minggu tiap tahun, sedangkan yang lainnya sepanjang musim. Beberapa capung dewasa dapat hidup 6 atau 8 minggu. Capung dewasa mempunyai satu keturuanan setiap tahun dengan telur dan nimfa dalam musim dingin.

Habitat Capung

Capung terdapat diberbagai habitat. Biasanya dua habitat yang sama terdapat jenis yang berkelainan atau habitat yang sama terdapat jenis yang berbeda pada musim yang berbeda. Banyak yang mempunyai sebaran kisaran yang besar, terdapat di padang-padang, daerah hutan dan lereng tebing-tebing diatas habitat akuatik. Capung dewasa terlihat di tempat terbuka untuk berburu makanan, sebagian capung hinggap pada pucuk rumput, perdu dan tanaman lainnya. Capung jarum Zygoptera terdapat diberbagai habitat tetapi tidak sebanyak capung Anisopetra, capung jarum lebih banyak hinggap pada tanaman rumput-rumputan dan lebih pasif terbang.

Manfaat Capung

Capung sangat berperan penting bagi manusia karena kehadiran capung dapat menjadi keseimbangan ekositem. Capung memiliki indikator baik untuk perubahan yang kompleks pada suatu lingkungan. Secara tidak langsung keberadaan capung menguntungkan bagi kehidupan manusia. Keberadaan capung dalam suatu tempat menunjukkan kondisi lingkungan tersebut. Apabila dalam suatu daerah populasi capung tinggi, hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut masih bersih. Sebaliknya apabila suatu daerah populasi capung rendah, maka daerah tersebut sudah tercemar.

Demikian artikel mengenai Mengenal Lebih Dekat Capung, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini:

Type above and press Enter to search.