TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Mengenal Keanekaragaman Jenis Amfibi

 MlatenMania.com - Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan. Keberadaan amfibi tersebut dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi, dan vegetasi (Mistar, 2003). Kebanyakan amfibi berkembangbiak di habitat perairan dan pindah ke daratan untuk melakukan kegiatan hidupnya (Trenham dan Shaffer, 2005).

Amfibi terdiri dari tiga ordo yaitu Caudata, Gymnophiona dan Anura. Ordo Anura memiliki jumlah spesies yang terbanyak (Iskandar, 1998). Di Indonesia terdapat 10 famili Anura dan enam diantaranya terdapat di Sumatera Barat yaitu Bufonidae, Megophrydae, Microhylidae, Dicroglossidae, Ranidae dan Rhacoporidae (Iskandar, 1998; Endri, Nopiansyah, Gusman, 2010).

Mengenal Keanekaragaman Jenis Amfibi

Klasifikasi Amfibi

Klasifikasi amfibi sebagai berikut: 

1. Ordo Urodela (Caudata), terdiri dari:

  • Famili Hynobiidae (meliputi salamander yang hidup di dataran Asia)
  • Famili Cryptobranchidae (meliputi salamander yang hidup di sungai)
  • Famili Ambystomidae
  • Famili Salamdridae
  • Famili Amphiumidae
  • Famili Plethodonthidae
  • Famili Proteidae (selalu dalam stadium larva)
  • Famili Serenidae (selalu dalam stadium larva tanpa ektremitas posterior)

2. Ordo Anura (Salientia) terdiri dari:

  • Famili Liopelmidae (meliputi katak yang primitif, aquatik dan teresterial)
  • Famili Pipidae (meliputi katak yang bertubuh pipih, merupakan katak yang melakukan penyesuaian terhadap lingkungan perairan)
  • Famili Discoglossidae
  • Famili Pelobatidae
  • Famili Brevicivitadae
  • Famili Ranidae (katak sejati)
  • Famili Rachoporidae
  • Famili Mycrohylidae
  • Famili Pseudidae (meliputi katak-katak aquatik dari Amerika Selatan)
  • Famili Bufonidae
  • Famili Hylidae
  • Famili Leptodactylidae

3. Ordo Apoda (Gymnophiona) hanya terdiri dari 1 famili, yaitu famili Caecilidae.

Tinjauan Umum Tentang Amfibi

Amfibi seperti kata harfiahnya yaitu: amphi ganda, bios hidup artinya adalah hewan yang hidup di dua alam yaitu di air dan darat. Amphibia adalah salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata) yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan atau ectoterm (Mistar, 2008). Sebagaimana jenis hewan lainnya, amfibi pada umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, tanah, topografi dan vegetasi, baik dalam areal sempit maupun luas, akan saling berhubungan dan membentuk komunitas biotik (Kurniawan, 2005). Amfibi dikenal sebagai hewan bertulang belakang yang suhu tubuhnya tergantung pada lingkungan, mempunyai kulit licin dan berkelenjar serta tidak bersisik. Sebagian besar mempunyai anggota gerak dengan jari (Liswanto, 1998). Amfibi terdiri dari tiga bangsa yaitu: Pertama, Caudata atau salamander merupakan satu-satunya amfibi yang tidak terdapat di Indonesia. Daerah terdekat yang di huni salamander adalah Vietnam, Laos dan Thailand Utara. Kedua, Gymnophiona atau sesilia, adalah amfibi seperti cacing, kepala dan mata yang tanpak jelas. Ketiga, Anura yang paling umum dijumpai dan dikenal dengan nama katak atau kodok (Mistar, 2008).

Menurut Verma dan Srivastava (1979) amfibi mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:

  • Berdarah dingin (poikiloterm)
  • Kulit halus dan kasar serta banyak mengandung kelenjar
  • Sisik-sisik bila ada tersembunyi di dalam kulit
  • Tengkorak berartikulasi dengan tulang atlas melalui dua condylus occipitalis
  • Tungkai bila ada bertipe fentadactyla
  • Eritrosit bikonveks, oval, dan ber-nukleus
  • Jantung terdiri atas dua atrium, satu ventrikel dan satu konus
  • Arcus artat simetris
  • Pada stadium awal, pernafasan melalui insang
  • Telur-telur amfibi dibungkus oleh bahan gelatin

Ciri-ciri lain pada amfibi yaitu mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya, berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam. Alat pernafasan pada saat dewasa berupa paru-paru dan kulit. Hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (Inger dan Stuebing, 2005).

1. Habitat Amfibi

Amfibi dikenal dekat hidup di daerah yang berair dan lembab. Nama amfibi sendiri memiliki arti hidup dalam dua alam yang berbeda, yakni darat dan air. Secara keseluruhan habitat amfibi sangat beragam. Mulai dari yang hidup di bawah tanah, pekarangan sekitar perumahan penduduk, kolam-kolam, sawah-sawah, celah, aliran sungai yang deras, di dalam hutan hujan tropis, hingga di puncak pepohonan yang tinggi. Berdasarkan tempat kebiasaan hidupnya, amfibi dapat dikelompokkan habitatnya, yakni:

  • Daerah Terestrial: amfibi yang hidup di atas tanah. Kecuali pada musim kawin, jenis ini sulit ditemukan di area perairan. Salah satu spesies yang hidup di habitat ini ialah Duttaphrynus melanostictus atau nama lokalnya kodok bangkong.
  • Daerah Arboreal: amfibi yang hidup di atas pepohonan. Jenis katak pohon dari suku Rhacophoridae banyak yang masuk dalam kelompok ini. Contoh spesiesnya adalah Rhacophorus reinwardtii.
  • Daerah Akuatik: amfibi yang hidupnya kebanyakan dihabiskan berada di perairan. Contohnya yang sering ditemui di daerah persawahan ketika musim penghujan yakni Fejervarya cancrivora atau katak sawah.
  • Daerah Fossorial: amfibi yang hidupnya berada di lubang-lubang tanah. Jenis katak yang termasuk golongan ini salah satunya adalah Kaloula baleata. Amfibi dari bangsa Sesilia pada umumnya juga termasuk kelompok fossorial.

2. Mekanisme Pertahanan Amfibi

Amfibi tidak mempunyai alat fisik untuk mempertahankan diri. Pada beberapa jenis katak mempunyai geligi seperti taring di bagian depan rahang atas sebagai alat pertahanan diri dengan cara menggigit musuhnya. Katak dan kodok juga mempunyai kaki belakang yang lebih panjang daripada kaki depan, yang berfungsi untuk melompat dan menghindar dari bahaya (Elib, 2011). Alat lain yang efektif sebagai pertahanan diri adalah kulit yang beracun. Banyak jenis Bufonidae dan Ranidae mampunyai kelenjar racun yang tersebar di permukaan kulit dan tonjolan-tonjolan (Robertstyn, 2011), misalnya Dendrobates pumilio.

Beberapa jenis dari suku Microhylidae mempunyai kulit yang sangat lengket sehingga predator menjauhinya (Hwulan, 2011). Karena amfibi hidup dalam berbagai habitat yang bervariasi, mereka telah mengembangkan cara-cara bervariasi membela diri. Cara yang paling umum pertahanan diri antara amfibi adalah produksi ekskresi mencicipi beracun atau jahat kulit. Ini ekskresi (yang berkisar dari kulit yang sederhana untuk melembabkan penyemprotan) membantu melumpuhkan atau menangkal predator (Hicow, 2011).

3. Manfaat Dan Peranan Amfibi

Amfibi memiliki berbagai peranan penting bagi kehidupan manusia, yakni peranan ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, amfibi memiliki peranan penting dalam rantai makanan sebagai konsumen sekunder. Amfibi memakan serangga sehingga dapat membantu keseimbangan ekosistem terutama dalam pengendalian populasi serangga. Selain itu, amfibi juga dapat berfungsi sebagai bio-indikator bagi kondisi lingkungan karena amfibi memiliki respon terhadap perubahan lingkungan (Stebbins dan Cohen, 1997).

Berkurangnya amfibi atau pertumbuhan mereka yang terganggu merupakan pertanda lingkungan yang buruk. Faktor penyebab penurunan populasi amfibi adalah penangkapan lebih, hilangnya hutan dan lahan basah, pencemaran, penyakit, spesies introdusir dan kecatatan pada katak (Kusrini, 2007). Peranan Amfibi dari segi ekonomis dapat ditinjau dari pemanfaatan Amfibi untuk kepentingan konsumsi. Beberapa jenis amfibi dari Ordo Anura diketahui memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, dan Limnonectes macrodon (Kusrini, 2003).

Demikian artikel mengenai Mengenal Keanekaragaman Jenis Amfibi, mudah-mudahan apa yang sudah Saya sampaikan pada kesempatan ini bisa bermanfaat untuk kita semuanya. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini:

Type above and press Enter to search.