TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Pengenalan Desain Grafis

 MlatenMania.com - Pekerjaan desain grafis erat hubungannya dengan seni. Seorang desainer juga merangkap seorang seniman. Banyak arti mengenai seni (bergantung pada sudut mana kita melihat). Arti seni secara umum adalah suatu usaha penciptaan bentuk yang menyenangkan (sense of beauty) dan harmoni bentuk yang baik. Herbert Read menyebutkan bahwa seni adalah menciptakan plus mengekspresikan bentuk-bentuk yang menyenangkan dan bentuk-bentuk itu menciptakan keindahan. Akan timbul kenikmatan bagi si penikmat seni yang kemudian akan memberikan penghargaan mulai dari empati sampai dengan apresiasi. 

Pengenalan Desain Grafis

Seni erat hubungannya dengan keindahan, kreativitas, dan keterampilan. Salah satu bagian kesenian yang penerapannya berbentuk dua atau tiga dimensi, dikenal dengan istilah seni rupa. Seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen (yang meliputi unsur titik, garis, warna, bidang, tekstur, gelap terang) serta prinsip-prinsip desain. Seni rupa merupakan realisasi dari sebuah imajinasi tanpa batas dan tidak ada batasan, sejatinya, dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi.

Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni (fine art) dan seni rupa terapan (applied-art).

1. Seni rupa murni (fine art

Adalah seni yang dibuat untuk mengekspresikan nilai budaya dan keindahan. Artinya, seni murni tidak memiliki fungsi lain selain sebagai ekspresi (ungkapan) dan estetis (keindahan). Biasa disebut dengan Art for Art, yaitu proses penciptaan dan penjabaran sebuah konsep seni yang senantiasa berorientasi pada keberadaan seni itu sendiri. Namun, apa yang disebut seni murni pada awal penciptaannya bisa saja bergeser menjadi seni terapan ketika sebuah karya seni murni sebagai idiom artistik digunakan sebagai sebuah komponen artistik dalam sebuah tampilan seni terapan, misalnya lukisan, patung, graffiti, kaligrafi, dan sebagainya.

2. Seni rupa terapan (applied-art

Berbeda dengan seni murni. Selain memiliki nilai ekspresi dan estetis, seni terapan juga memiliki fungsi yang pragmatis, yakni berperan dalam memenuhi keperluan hidup manusia. Membuat karya seni rupa terapan tidak sebebas membuat karya seni rupa murni karena di dalamnya harus mempertimbangkan persyaratan-persyaratan tertentu, seperti syarat keamanan (security), kenyamanan (comfortable), dan keluwesan dalam penggunaan (flexibility). Karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan kriya. Contoh desain: desain grafis, desain produk, desain ruangan (interior), desain pakaian, desain arsitektur. Contoh kriya: kriya kayu, kriya kulit, kriya tekstil, kriya bambu, kriya rotan, kriya logam, dan sebagainya.

Seni rupa murni dan seni rupa terapan adalah dua kutub yang berbeda berdasarkan pada konsep penciptaan, tetapi keduanya adalah seni yang terkadang tak bisa dipisahkan dan yang satu tak melebihi nilai yang lain. Dalam lingkup keilmuan yang dibahas dalam buku ini, desain grafis sendiri merupakan bagian dari seni terapan yang memiliki peranan fungsi. Desain grafis yang baik tidak hanya mempersembahkan karya visual yang indah dan ekspresif, namun juga karya tersebut menjadi solusi yang menjawab problem grafis yang ada. Untuk itu, seorang yang mampu memberikan solusi visual dalam lingkup grafis, dapat disebut dengan perancang grafis.

Perancang grafis atau sering disebut dengan desainer grafis (bahasa Inggris: graphic designer) adalah profesi yang berhubungan dengan ilustrasi, tipografi, fotografi, atau graphic motion/gambar bergerak/animasi. Seorang desainer grafis menciptakan karya untuk (misalnya: penerbit, media cetak, elektronik, dan lain-lain), termasuk di dalamnya brosur dan iklan suatu produk. Mereka bertanggung jawab untuk sebuah tampilan agar tampak menarik, yang bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk materi promosi yang berkaitan dengan produk dan publik. Perancang grafis bertugas untuk menyampaikan sebuah informasi yang diinginkan oleh produk/klien dalam bentuk desain yang menarik.

Kata desain memiliki arti merancang atau merencanakan. Kata grafis sendiri mengandung dua pengertian: (1) graphien (Latin = garis, marka) yang kemudian menjadi graphic arts atau komunikasi grafis, (2) graphise vakken (Belanda = pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi grafika, diartikan sebagai percetakan.

Jadi, pengertian desain grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi, dan statis (tidak bergerak dan bukan time-based image). Secara khusus, desain grafis adalah keahlian menyusun dan merancang unsur visual menjadi informasi yang dimengerti publik/masyarakat. Bidang profesi desain grafis menangani konsep komunikasi grafis, merancang, dan meyelaraskan unsur yang ditampilkan dalam desain (huruf, gambar, dan atau foto, elemen grafis, warna) sesuai dengan tujuan komunikasi, dan mengawasi produksi (cetak). Dalam kerjanya, desainer grafis memberi brief dan pengarahan kepada ilustrator atau fotografer agar hasil yang diperoleh sesuai dengan rancangan desainnya.

Bidang profesi desain grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu, desain grafis juga menjadi penunjang pada industri nonkomunikasi (lembaga swasta/pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik/manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen hubungan masyarakat perusahaan.

Pengenalan Desain Grafis

Bidang desain grafis merupakan bagian dari ilmu seni rupa yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Karena itu, ada beberapa hal yang diprasyaratkan bagi yang akan bekerja dalam bidang profesi ini, antara lain menyangkut wawasan, keterampilan, kepekaan, dan kreativitas. Dalam buku FI9UR, Yongky Safanayong mengungkapkan “Desainer itu harus smart, tidak hanya strategi tetapi juga taktis.” Dalam bidang kompetensi desain grafis hal yang harus dikuasai sebagai prakondisi sebelum bekerja adalah sebagai berikut.

Sikap Kerja (Attitude)

Bekerja sebagai penunjang bidang komunikasi membutuhkan manusia yang sadar akan tugasnya sebagai pengantar pesan/informasi. Pada tingkat pemula, telah disadarkan akan tugas pentingnya aspek informatif. Pada jenjang yang lebih tinggi dibutuhkan wawasan mengenai teori komunikasi untuk melakukan tugas yang lebih rumit dalam olah visualnya. Hal tersebut menyangkut pertimbangan tentang.

  • pesan/message (apa maksud informasi);
  • khalayak/audience (siapa masyarakat/pelihat yang dituju); dan
  • sasaran/objective (apa yang diharapkan setelah mendapat informasi).

Kerumitan ketiga aspek ini akan berkembang sejalan dengan makin kompleksnya masalah komunikasi yang dihadapi.

Pengetahuan, Keterampilan, dan Kepekaan (Skill, Knowledge and Sensibility)

Dalam bidang desain grafis, beberapa pengetahuan dasar kesenirupaan umum dan keterampilan/kepekaan khusus perlu diperoleh sebelum terjun ke lapangan kerja untuk menyamakan hal-hal sebagai berikut.

  • pengetahuan, keterampilan, dan kepekaan olah unsur
  • rupa/desain (garis, bidang, bentuk, tekstur, kontras, ruang, irama, warna, dan lain-lain) serta prinsip desain (harmoni, keseimbangan, irama, kontras, kedalaman, dan lain-lain). Untuk desain grafis disyaratkan penguasaan garida (grid system) dan kolom halaman;
  • pengetahuan warna (lingkaran warna, intensitas, analog, saturasi, kromatik, dan lain-lain) dan kepekaan warna, baik aditif (cahaya langsung) maupun subtraktif (pantulan/pigmen), pengetahuan warna monitor (RGB) dan warna untuk percetakan (CMYK, Spot Color);
  • memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam olah huruf/tipografi: keluarga huruf, ukuran huruf, bobot huruf, istilah dalam tipografi, dan keterampilan mengolah huruf, baik secara manual (dengan tangan) maupun secara digital;
  • memiliki keterampilan menggambar dan kepekaan pada unsur gambar (garis, bidang, warna, dan seterusnya); 
  • memiliki pengetahuan dasar fotografi.

Kreativitas (Creativity)

Kemampuan kreatif merupakan kompetensi kunci dalam profesi ini. Bidang desain grafis menuntut hasil yang bukan hanya benar dan sesuai misi komunikasi, tetapi juga karya yang menampilkan keunikan, daya tarik, dan kesegaran gagasan. Hal ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia selalu menuntut hal baru untuk menghindari kebosanan.

Untuk menjadi desainer grafis yang profesional, dibutuhkan suatu pedoman berbasis keilmuan (teori maupun praktik) yang nantinya digunakan dalam dunia profesi dan karier.

Definisi Desain Grafis

Ada beberapa tokoh menyatakan pendapatnya tentang desain grafis, antara lain sebagai berikut.

Muhammad Suyanto (dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, M. Suyanto, 2004). Desain Grafis didefinisikan sebagai “aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri”. Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.

Senada dengan Suyanto, dalam situs www.aiga.com, Jessica Helfand mendefinisikan desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, serta foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan, subversive, atau sesuatu yang mudah diingat.

Danton Sihombing juga menjelaskan bahwa adanya elemen-elemen grafis; seperti marka, simbol, tipografi dan fotografi atau ilustrasi, diterapkan sebagai perangkat visual dan perangkat komunikasi. Sehingga secara umum, pengertian dari desain grafis adalah seni dalam berkomunikasi menggunakan tulisan, ruang, dan gambar. Desain grafis merupakan bagian dari komunikasi visual. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain interaksi.

Kategori Desain Grafis

Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut.

  1. Printing (percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.
  2. Web design (desain untuk halaman web) atau desain interaktif.
  3. Film, termasuk TV komersial, animasi, dan multimedia interaktif.
  4. Identifikasi (logo), EGD (Environmental Graphic Design) merupakan desain profesional yang mencakup desain industri (iklan, branding, company profile, dan lain-lain).
  5. Desain produk, pemaketan, kemasan, merchandise, dan sebagainya.

Sekilas Perkembangan Desain Grafis

Sejak abad ke-15, masyarakat telah meletakkan peranan seni dalam menambah nilai estetika dalam kehidupan mereka. Pada saat ini, profesi desain grafis belum berdiri sendiri, masih menjadi bagian dari dunia seni.

Pada abad ke-17, Henry Cole menjadi salah seorang yang paling berpengaruh dalam pendidikan desain di Inggris. Ia meyakinkan pemerintah tentang pentingnya desain dalam sebuah jurnal yang berjudul Journal of Design and Manufactures. Ia menyelenggarakan The Great Exhibition sebagai perayaan atas munculnya teknologi industri modern dan desain bergaya Victoria.

Pada abad ke-18, tepatnya dari tahun 1891 sampai 1896, percetakan William Morris Kelmscott mempublikasikan buku karya desain grafis yang dibuat oleh gerakan Arts and Crafts dan membuat buku dengan desain yang lebih bagus dan elegan untuk dijual kepada orang-orang kaya. Morris membuktikan adanya potensi pasar untuk produk-produk desain grafis. Morris juga memelopori pemisahan desain grafis dari seni rupa. Karya–karya Morris dan karya dari pergerakan Private Press secara langsung memengaruhi Art Nouveau, dan secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan awal dunia desain grafis.

Pada abad ke-19, komunikasi grafis menjadi bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri, di saat informasi melalui media cetak semakin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah), dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik dari keakuratan penyampaian informasi pada masyarakat. Kata graphic design kali pertama digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls for New Design yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer buku Amerika.

Pada abad ke-20, peranan komunikasi yang diemban makin beragam, antara lain informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial), dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding). Munculnya istilah komunikasi visual sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini, yaitu percetakan/grafika, film/video, televisi, web design, CD interaktif, gadget (android, tablet, iphone), dan lain-lain. Perkembangan itu telah membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis yang sekarang sangat marak melibatkan modal besar dan banyak tenaga kerja. Kecepatan perkembangannya pun berlomba dengan kesiapan tenaga penunjang pada profesi desain grafis.

Pada masa sekarang yaitu abad ke-21 ini, peranan desain grafis menjadi sangat individual. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh tren media sosial dalam dunia komunikasi teknologi, yang menjadikan media komunikasi lebih berbasis personal, testimonial, dan komunitas. Dengan demikian, kuantitas pengguna desain grafis menjadi semakin luas, untuk itu semakin dibutuhkan pula nilai-nilai profesionalisme untuk memberikan lingkup dan peranan yang jelas bagi dunia desain grafis dalam dunia komunikasi seni.

Perkembangan Gaya Visual Desain Grafis

Pengertian dari gaya visual dan perkembangan secara umum adalah: suatu ragam yang khas dari ekspresi, desain, arsitektur atau cara pelaksanaan suatu hal. Gaya visual dalam desain grafis yang dibahas di sini adalah keindahan visual yang mempunyai pengaruh besar pada suatu masa dan tempat tertentu. Desainer grafis pada dasarnya bertugas untuk mengatur dan mengkomunikasikan pesan untuk menempatkan sebuah produk atau ide di benak sasaran, memberikan kesan baik, serta memberitahukan dan mempublikasikan suatu informasi dengan cara yang efektif. Dalam proses ini, gaya juga berarti sebuah cara untuk menginformasikan dan menandai pesan yang ditujukan bagi sasaran tertentu.

Sejak era Victoria (gaya desain grafis Victorian berkembang di Amerika, Inggris dan sebagian besar benua Eropa sejak tahun 1820-an hingga tahun 1900) hingga sekarang, desain grafis telah berfungsi melayani bermacam kebutuhan di sektor ekonomi dan budaya. Oleh sebab itu, gaya desain grafis berkembang beraneka ragam pula. Suatu gaya diciptakan karena alasan estetika (Art Nouveau), sedangkan yang lain dengan alasan politik (Dada). Ada pula berdasarkan keinginan untuk mendapatkan identitas bersama (Swiss International Style) atau tuntutan komersial (Post-Modernism), serta berdasarkan landasan moral dan filsafat (Bauhaus). Beberapa gaya dipengaruhi oleh seni murni/fine art (Art Deco), atau ada yang terpengaruhi oleh industri (Plakatstil). Beberapa gaya nasional bahkan menjadi sebuah gerakan internasional (Futurism). Namun, ada pula beberapa gaya yang bertahan hingga saat ini dan terus masih digunakan (Constructivism, Expressionism, Surrealism). Beberapa gaya tidak mampu bertahan dan hilang ditelan zaman, beberapa gaya dihidupkan dan dipakai kembali hari ini dan bahkan dimodifikasi oleh generasi berikutnya.

Perkembangan desain grafis merupakan suatu episode dari sejarah dimana karya desain grafis memainkan peranan penting pada dunia. Masa lalu dan sekarang telah memberi beragam referensi gaya dan visual dalam jumlah yang tak terhitung. Semuanya merupakan pengungkapan dari zaman dan orang pada masanya. Desain grafis itu hidup dan akan terus berkembang seiring perkembangan teknologi dan zaman.

Peranan Desain Grafis pada Media

Desain grafis adalah ilmu yang mempelajari dan mengembangkan bahasa visual (salah satunya) untuk keperluan informasi dan komunikasi dari pelontar pesan.

Pesan visual yang disampaikan misalnya bisa berupa informasi produk, jasa atau gagasan kepada sasaran (audiensi) secara komunikatif dan persuasif (dengan tujuan publikasi, promosi, dan pemasaran) menggunakan media informasi (misalnya: televisi, website, majalah, surat kabar, brosur).

Agar pesan dapat efektif dipahami, diterima, dan dapat mengubah sikap sasaran (audiensi) sesuai tujuan pemasaran, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Komunikatif

Ada 5 cara untuk membuat karya visual menjadi komunikatif bagi audiensi.

  • Visualisasi pendukung agar mudah diterima olah sasaran.
  • Pelajari pesan yang akan disampaikan secara mendalam.
  • Pelajari kebiasaan dan hal-hal yang diminati/disukai oleh sasaran yang berkaitan dengan hal visual (ikon, gambar dan elemen visual lain).
  • Olah pesan (verbal) menjadi pesan visual, dengan memperhatikan tanda-tanda pesan visual yang dipahami publik, mudah, gampang, dan nyaman dilihat/dibaca.
  • Buatlah sederhana dan menarik.

2. Kreatif

Visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise (sering digunakan), agar menarik perhatian. Rancangan elemen desain grafis (objek, warna, huruf, dan layout) dibuat secara asli (original/baru). Penjelasan pesan disusun secara sistematik untuk kemudahan tata alir dan alur (lancar). Kemudahan informasi didukung oleh navigasi dengan susunan tata letak yang luwes tanpa meninggalkan kaidah komunikasi dan keindahan (fleksibel).

3. Sederhana

Visualisasi tidak rumit supaya kejelasan isi pesan mudah diterima dan diingat. Pengembangan yang kompleks dapat menimbulkan ciri yang khas terhadap suatu eleman visual. Hal itu akan lebih cepat menimbulkan kebosanan visual. Prinsip generalisasi diperlukan untuk menyederhanakan elemen visual menjadi elemen yang paling mendasar sehingga menimbulkan persepsi yang lebih luas dan lebih berumur panjang.

4. Kesatuan (Unity)

Penggunaan bahasa visual yang harmonis, utuh, dan senada agar materi pesan dipersepsi secara utuh (komprehensif) yang menyatu dan harmonis di dalam sebuah karya grafis. Hal ini menjadi sebuah upaya yang bertujuan memudahkan pengamat desain menangkap sebuah nuansa visual yang tematik dan mempermudah proses pembentukan pemetaan hierarki informasi yang hendak disampaikan.

5. Penggambaran Objek dalam Bentuk Image yang Presentatif

Gambar dapat berupa fotografi atau gambar informasi berupa tabel/diagram dan gambar bergerak (animasi dan film). Gambar dapat diklasifikasi sebagai gambar latar belakang desain atau gambar objek yang dapat memperjelas informasi.

6. Pemilihan Warna yang Sesuai

Penggunaan kunci warna atau panduan warna berdasar teori warna Munsel, untuk mendapatkan warna-warna yang selaras. Harmoni dalam perpaduan warna dapat membuat nuansa yang berbeda walaupun menggunakan gambar yang sama.

7. Tipografi (Font dan Susunan Huruf)

Untuk memvisualkan bahasa verbal agar mendukung isi pesan, baik secara fungsi keterbacaan maupun fungsi psikologisnya, digunakan tipografi secara kreatif sesuai dengan keperluan dan tidak berlebihan. Seorang pakar desainer grafis, William Caslon mengungkapkan: “Tipografi adalah permainan keseimbangan dari suatu kalimat, bentuk halaman, juga sebuah ungkapan visual yang membantu para pembaca memahami pesan yang terkandung dalam konten sebuah halaman”.

8. Tata Letak (Layout)

Layout adalah usaha untuk membentuk dan menata unsur-unsur grafis (teks dan gambar) menjadi media komunikasi yang efektif. Jika data/unsur grafis dan warna yang akan dipakai telah dipastikan sebelumnya, selanjutnya kita dapat melakukan proses layouting. Peletakan dan susunan unsur-unsur visual harus terkendali dengan baik agar memperjelas hierarki/tingkatan perhatian sasaran terhadap semua unsur yang ditampilkan.

9. Unsur Visual Bergerak (Animasi dan/atau Movie)

Animasi/movie yang dibuat sebagai daya tarik di media televisi, web, dan gadget. Sebelumnya dibutuhkan storyboard yang merupakan acuan beberapa gambar untuk panduan proses produksi syuting.

10. Navigasi (Ikon)

Ikon navigasi berfungsi sebagai tanda untuk mengeksekusi arah/tujuan yang dikehendaki maka gunakan ikon navigasi yang akrab dan konsisten agar efektif dalam penggunaannya. Ikon dirancang sederhana, berkarakter, dan menarik karena fungsinya hanya pemandu.

Sumber : Pengantar Desain Grafis Level 1, Kemdikbud RI-Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat-Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan: 2016

Demikian artikel mengenai Pengenalan Desain Grafis, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini: