TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Mengenal Perilaku Penyimpangan Seksual

 MlatenMania.com - Manusia dalam menjalani hidup ini pasti melewati masa remaja. Pada tahap inilah manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang bersangkutan dengan kemampuan berfikir, perubahan sikap, perasaan atau emosi, perkembangan minat, serta perkembangan pribadi, sosial dan moral. Masa remaja adalah masa fase peralihan dimana manusia masih dalam proses pencarian jati diri dan pada saat itu juga manusia sedang menghadapi ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi serta hal yang berkaitan dengan sikap dan moral.

Penyimpangan Seksual Dan Etika Seksual

Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik yakni labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa, dan sebagainya. Secara sosiologis, remaja umumnya amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena dalam proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil, remaja mudah terpengaruh dan labil. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau memikirkan dampak negatifnya.

Selain faktor eksternal, terdapat pengaruh dari pengalaman pribadi dalam lingkungan keluarga, yang mana keluarga sangat berpengaruh besar dalam proses pembentukan diri penulis. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara orang tua dan anak terkadang menyebabkan seorang anak akan mencari kebenaran di luar rumah. Hal ini dikarenakan kedua orang tua kurang sempurna dalam mendidik anaknya, misalnya seseorang remaja yang hidupnya terlalu dikekang oleh keluarga tentu akan menimbulkan gejolak pemberontakan dalam diri remaja tersebut. Hal ini tidak berbeda dengan seorang remaja yang tumbuh dalam keluarga retak (broken home) akan timbul pemikiran mengenai cara untuk mencari kesenangan dan mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah beserta teman-teman mereka.

Memiliki banyak teman merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak teman, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Keberadaan teman-teman di luar rumah dan di luar sekolah bisa mempengaruhi remaja baik positif maupun negatif. Remaja lebih banyak bergaul dan menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Jika remaja mempunyai masalah pribadi atau masalah dengan orang tuanya, maka remaja tersebut akan lebih sering membicarakan dengan teman-temannya karena mereka merasa lebih nyaman berbagi dengan teman dibanding dengan keluarga.

Berkumpul bersama teman-teman dan ditemani beberapa jenis minuman keras, bercerita dan saling bertukar cerita mengenai permasalahan yang sedang dihadapi sudah menjadi hal yang biasa dalam lingkungan pergaulan penulis. Hal semacam ini hanya dilakukan untuk bersenang-senang dan mencoba melupakan permasalahan mereka, karena setiap remaja mempunyai permasalahan hidup yang berbeda-beda.

Pengertian Seksual

Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda, hal ini seperti pendapat Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock, pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada remaja putri: pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.

Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi.

Pengertian Penyimpangan Seksual

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan seksual pada manusia dapat disamakan dengan kebutuhan manusia akan makan, manusia akan meninggal jika mereka tidak makan, begitu juga kebutuhan manusia akan seksual, karena kehadiran manusia kemuka bumi ini juga tidak lepas dari hubungan seksual, kecuali Nabi Isa as. Dan yang menjadi permasalahannya yaitu, dalam pemenuhan kebetuhan seksual tidak semua orang melakukannya dengan cara yang wajar, akan tetapi ada beberapa orang yang memenuhi kebutuhan seksualnya dengan cara yang tidak wajar. hal tersebut bisa disebabkan oleh ganguan-ganguan psikoseksual yang disebut Parafilia. Parafilia adalah suatu ganguan psikoseksual dimana orang yang mengalami hal ini lebih memilih kegiatan seksual yang tidak lazim

Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar atau tujuan seksual yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Penyebab lainnya yang diduga dapat menyebabkan perilaku seks menyimpang ialah penyalahgunaan obat dan alkohol. Obat-obatan tertentu memungkinkan seseorang yang memiliki potensi perilaku seks menyimpang melepaskan fantasi tanpa hambatan kesadaran.

Macam-Macam Penyimpangan Seksual

1. Homoseksual

Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Istilah lain dari homoseksual adalah seksual inversion, contrary seksual feeling, atau urning istilah ini untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan selain lesbian juga bisa disebut urnigin. Lesbianisme berasal dari nama lesbos, nama sebuah pulau diluar Aegea tempat Sappho pada zaman Yunani tua ( 550 M ) yang dikenal sebagai seoarang pecinta wanita.

Jumlah pria yang homoseksual itu diperkirakan 3-4 kali lebih banyak daripada jumlah wanita homoseksual. Ekspresi hoseksualitas ada tiga yaitu:

  • Aktif, bertindak sebagai pria yang agresif.
  • Pasif, bertingkah laku dan berperan pasif-feminin seperti wanita.
  • Bergantian peranan, terkadang memerankan fungsi wanita, dan terkadang menjadi laki-laki.

Banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas, antara lain yaitu:

  • Faktor herediter berupa ketidak imbangan hormon-hormon seks.
  • Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual normal.
  • Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja.
  • Atau seorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman trumatis dengan ibunya, sehingga timbul kebencian atau antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Lalu muncul dorongan homoseks.

Sedangakan peristiwa perversi heteroseksual (perversi= salah bentuk) berupa lesbianisme itu akan mengarah pada bentuk yang patologis. Gejala perversi tadi diantara lain disebabkan karena:

  • Wanita yang bersangkutan atau yang mengalami perversi terlalu mudah menjadi jenuh dalam relasi heteroseksual dengan suaminya atau seorang pria.
  • Dan tidak merasakan orgasme

Kegiatan seksual yang biasa dilakukan dalam hubungan homoseksual yaitu hubungan dengan saling mastrubasi, pria yang satunya mmemasukan alat kelaminya kedalam mulut pria yang menjadi pasangan gaynya, selain itu pasangan gay juga memasukkan alat kelaminnya pada ketiak dan dubur dan terkadang juga digunakan suatu alat kelamin wanita buatan. Sedangkan bagi pasangan lesbian biasanya memasukan dildo (alat kelamin pria buatan) atau dengan pisang, lilin, dan benda-benda lain yang menyerupai kelamin laki-laki kedalam vagina patnernya dan mengadakan gerakan seperti persetubuhan.

Dalam memilih patner seksual pada homoseksual pria ada yang menyukai pria remaja disebut ephobophilic atau peadophilic sedangkan homoseksual wanita yang menyukai gadis disebut parthenophilic, yang menyukai wanita dewasa disebut gynaecophilic, yang menyukai wanita yang lebih tua disebut graophilic dan yang menyukai anak-anak perempuan disebut corophilic.

2. Sadomasokisme atau Masokisme seksual

Sadisme seksual termasuk kelainan seksual yang mana kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sadisme dengan mudah dapat dibuktikan keberadaanya dalam diri pribadi normal, seksualitas kebanyakan pria menunjukan suatu persenyawaan tindak agresif suatu hasrat untuk mengendalikan atau menaklukan, signifikansi biologis yang terletak pada kebutuhan untuk mengatasi resistensi objek seksual melalui tindakan-tindakan yang bukan sekedar hanya untuk mengendalikan, hingga akhirnya sadisme menjadi komponen agresif insting seksual yang telah independen dan memperbesar diri dan di ankat kepermukaan melalui proses displacement (pemindahan suatu efeksi atau peletakan emosional dari satu ojek kepada objek lain). Sebab-sebab sadisme sangatlah beragam, di antaranya yitu:

  • Oleh pendidikan yang salah, timbullah anggapan bahwa perbuatan seks itu adalah kotor, sehingga perlu ditindak dengan kekejaman dan kekerasan, dengan melakukan perbuatan sadistis.
  • Didorong oleh nafsu berkuasa yang ekstrim, sehingga seseorang perlu menampilkan perbuatan kekejaman dan penyiksaan terhadap patner seksnya.
  • Atau disebabkan oleh pengalaman traumatis dengan ibunya atau dengan seorang wanita, sehingga oleh rasa dendam yang membara, seorang laki-laki malakukan sadistis dalam barsenggama baik secara sadar maupun tidak sadar.

Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual. Hal ini karena yang bersangkutan membutuhkan derita yang lebih besar untuk mencapai kepuasan seksual atau orgasme.

Masokisme seringkali dapat dikenali sebagi suatu kelanjutan dari sadisme yang diarahkan kepada diri sendiri setelah mengambil alih kedudukan objek seksul. Analisis klinis dari kasus-kasus masokistik ekstrem menunjukan adanya jalinan faktor-faktor besar yang diperlukan dan menentuakan perilaku seksual yang semula pasif (kompleks, pengebirian, dan rasa bersalah).

Individu dengan gangguan ini secara konsisten memiliki gangguan fantasi seksual dengan cara menyakiti pasangannya dengan teror baik secara fisik ataupun psikologis.

  • Pemaksaan atau pemerkosaan, penolakan korban menjadi gairah seksual pelaku dalam melakukan aksinya. Semakin korban meronta, melawan, menangis maka pelaku semakin bersemangat.
  • Pelaku melakukan penyiksaan yang sebenarnya, pemukulan sampai menimbulkan luka memar.
  • Melukai bagian tubuh tertentu dari pasangannya sampai mengeluarkan darah.
  • Beberapa individu gangguan juga disertai simtom masokis.
  • Melakukan penyiksaan seksual dengan pemaksaan atau sampai luka (melukai alat genital).
  • Melakukan penyiksaan berat dengan menggunakan cambuk, kejutan listrik, dan sebagainya.

Pada dasarnya tujuan dasar dari hubungan seksul antara suami dan istri ialah yang pertama untuk mendapatkan keturunan atau anak dan yang kedua adalah untuk mendapatkan kepuasan jiwa dan raga. Oleh karena itu hendaklah dalam melakukan hubungan seksual menghindari hal-hal yang dapat menyakiti pasangan, baik secara fisik maupun batin, terutama terhadap istri karena wanita adalah mahluk yang lembut, maka hendaklah diperlakukan secara lembut pula.

Selain itu persetubuhan merupakan perpaduan antra fisik dan mental, yaitu suatu curahan cinta dan kasih yang dimanifestasikan melalui persenggamaan, dan hubungan seksual antara suami istri yang ideal ialah hubungan yang dijalin dengan cinta, bukan dengan kekerasan dan pelecehan.

3. Ekshibisionisme

Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.26 Penyebab terjadinya ekshibisonitis yaitu:

  • Perasaan tidak mapan, rasa tidak aman, merasa dipojokan atau dilupakan, rasa rendah diri.
  • Dari sebab-sebab tersebut timbul kompulsi-kompulsi dan dambaaan diperhatikan, untuk diakui kejantanannya sebagai laki-laki yang potent, dengan jalan memperlihatkan alat kelaminnya di depan umum.

4. Hiperseks atau hypersexuality

Secara normal, seorang pria akan berpasangan dan melakukan hubungan seksual dengan satu wanita, yaitu istrinya. Tapi pada pria yang mengalami hiperseks, satu wanita tak cukup untuk dapat memuaskannya. Hiperseks atau hypersexuality merupakan penyimpangan seksual yang ditandai dengan tingginya keinginan untuk melakukan hubungan seksual dan sulitnya mengontrol keinginan seks tersebut. “Orang yang mengalami hiperseks Memang susah disembuhkan, tetapi bukan berarti tak mungkin. Terlebih banyak kasus itu lebih berkaitan dengan masalah kejiwaan, ketimbang masalah fisik. Seorang yang tergolong pecandu seks adalah orang yang memiliki kelainan dorongan seksual, dan tidak bisa mengendalikan hasrat tersebut. Dari segi kejiwaan, ada beberapa sebab yang bisa menimbulkanSeorang yang tergolong pecandu seks adalah orang yang memiliki kelainan dorongan seksual, dan tidak bisa mengendalikan hasrat tersebut.

Dari segi kejiwaan, ada beberapa sebab yang bisa menimbulkan kecanduan seks, yaitu:

  • Seks sebagai satu-satunya cara berkomunikasi. Biasanya terjadi pada orang yang tidak mampu membuka diri dan berkomunikasi dengan baik. Jadi, kalau dia mau berkomunikasi, ujung-ujungnya lewat hubungan intim.
  • Pelepas ketegangan. Pada pekerjaan dengan tingkat stres tinggi, seringkali melampiaskan ketegangan dengan cara berhubungan seksual.
  • Terobsesi segala hal berbau seks, meski sebenarnya dalam dirinya timbul konflik karena sadar terobsesi oleh seks itu tidak baik.Keempat, gangguan jiwa, yang menganggap dirinya yang paling hebat, termasuk dalam hal seks.
  • Perasaan rendah diri (inferiority). Misalnya, seseorang tak kunjung memberikan kontribusi bagus untuk kehidupan rumah tangga, atau memiliki latar belakang keluarga, status sosial, atau pendidikan yang lebih rendah dari orang disekitarnya, dia bisa melampiaskan rasa rendah diri ini dengan „kegagahan‟ di tempat tidur.

5. Voyeurisme

Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual.

Perbandingan voyeurisme di kalangan pria dan wanita sangat besar, yaitu 9:1 sebab, biasanya wanita tidak senang melihat kegiatan sekaual dan gambar atau film-film porno, menurut psikoanalisa, fikasi terhadap pengalaman di masa kanak-kanak melihat orang tuanya bersenggama, merupakan dasar yang kuat bagi kebiasaan voyeuristis.

6. Fetishisme

Fatishi berarti sesuatu yang dipuja, Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Ia melakuakn masturbasi dengan mengunakan kutang atau celana dalam yang ditempelkan dan digosok-gosokan pada alat kelaminnya sehingga orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.

Fetishisme merupakan bentuk regresi seksual, karena obyek cintanya ada berkaitan dengan benda-benda yang disayangi pada masa kanak-kanaknya. Dan dengan memanipulasikan benda-benda tersebut dia akan mendapatkan kepuasan seks. Orang-orang yang melakukan praktek fetishisme itu pada umumnya infatil sifatnya, serta dibarengi rasa agresif, akan tetapi juga sering bersifat asosial dan selalu dibayangi oleh kecemasan menjadi impoten.

7. Pedophilia/Pedophil/Pedofilia/Pedofil

Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks/kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. Biasanya pedofil memilih anak perempuan yang berumur antara 8 tahun sampai dengan umur 10 tahun, sedangkan untuk anak laki-laki berkisar antara umur 10 tahun sampai dengan umur 12 tahun. Biasanya hal ini disebabkan oleh perkawinan yang tidak bahagia, tidak mempunyai anak bahkan sampai mengalami perceraian. Selain itu kebengisan istri dan lebih berkuasanya istri dalam rumah tangga juga bisa menjadi faktor munculnya seksual pedophilia.

Selain itu praktek pedophilia biasanya juga dilakukan oleh laki-laki yang bersifat psikopatis, psikopat, alkhoholik atau asusila. Umur rata-rata dari orang yang melakukan praktek pedhopilia ini kurang lebih dari umur 35-45. Praktek pedhopila ini bisa berupa:

  • Perbuatan ekshibisionistis dengan memperlihatkan alat kelamin sendiri pada anak-anak.
  • Memanipulasi tubuh anak-anak (membelai-belai, mencium, mengeloni, menimang, dan lain-lain).
  • Samapi melakukan coitus dengan anak-anak.

8. Incest

Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengan anak cowok, atau pertalian keluarga angkat atau pertalian keluarga karena perkawinan menjadi penghalang atau terlarang untuk hubungan seksual. Sedangkan menurur hukum incest berarti persetubuhan antara orang-orang yang karena ikatan darah atau ikatan perkawinan tidak dapat menikah secara sah atau tidak diperbolehkannya adanya sebuah ikatan pernikahan.

Misalnya persetubuhan antara anak tiri dengan ayah tiri atau ibu tiri, antara menantu dan mertuanya, atau antara adik ipar dan kakak ipar. Terhadap perbuatan-perbuatan persetubuhan tersebut hukum, agama dan terdisi adat melarangnya dan mengancamnya dengan hukuman, karena alasan-alasan sosial dan biologis serta resiko yang timbul akibat perbuatan tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya insces (perzinahan antara keluarga) ialah faktor sosial, kebudayaan, fisologik, alkohol, ekonomi sehinggan keterbatasan tempat tinggal, sehingga harus betempat tinggal dengan anggota keluarga yang lainnya, serta faktor kejiwaan dan intelegensia (pendidikan) yang kurang.

9. Necrophilia/Necrofil

Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat atau orang mati. Kejadian yang amat jarang terjadi ini diakibatkan karena pengalaman masa kecil yang pahit, masa perkembangan yang terluka hingga anak menanamkan rasa bersalah pada perasaannya dan merasa rendah diri, sehingga tidak ada keberanian untuk menghadapi seksual yang nyata dan yang hidup.

Praktek nekrofilia itu disebabkan antara lain oleh, pelakunya dihinggapi rasa inferior yang begitu hebat karena mengalami trauma serius, sehingga dia tidak berani mengadakan relasi seks dengan seseorang wanita (yang masih hidup). Clotus dengan mayat itu kadang-kadang dibarengi dengan pengrusakan atau mutilasi terhadap mayat tersebut. Selain itu seorang nekrofilia bisa membunuh seseorang untuk dijadikan atau mendapatkan mayat, guna dipakai sebagai patner ber-coltus.

10. Zoophilia

Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan. Hewan tersebut disetubuhi atau dilatih untuk merangsang secara seksual oarang yang besangkutan. Dasar penyebabnya karena merasa kekurangan untuk melakukan hubungan sek dengan manusia. Hewan dipandang lebih rendah, lebih mudah dikuasai dan dikendalikan sehingga kepuasaan seksual terasa sempurna.

11. Sodomi

Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan. Dengan cara begitu ia akan menjadi lebih terangsang dan menjadi sangat bergairah. Padahal hal tersebut merupakan salah satu hal yang diharamkan dalam agama islam.

12. Frotteurisme/Frotteuris

Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek atau menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik atau di tempat umum seperti di kereta, pesawat, bis, dan lain sebagainya.

13. Gerontopilia

Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri atau suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).

Kasus Gerontopilia mungkin jarang terdapat dalam masyarakat karena umumnya si pelaku malu untuk berkonsultasi ke ahli, dan tidak jarang mereka adalah anggota masyarakat biasa yang juga memiliki keluarga (anak dan istri/suami) serta dapat menjalankan tugas-tugas hidupnya secara normal bahkan kadang-kadang mereka dikenal sebagai orang-orang yang berhasil/sukses dalam karirnya. Meski jarang ditemukan, tidaklah berarti bahwa kasus tersebut tidak ada dalam masyarakat Indonesia.

Manusia itu diciptakan Tuhan sebagai makhkluk sempurna, sehingga mampu mencintai dirinya (autoerotik), mencintai orang lain beda jenis (heteroseksual) namun juga yang sejenis (homoseksual) bahkan dapat jatuh cinta makhluk lain ataupun benda, sehingga kemungkinan terjadi perilaku menyimpang dalam perilaku seksual amat banyak. Manusia walaupun diciptakanNya sempurna namun ada keterbatasan, misalnya manusia itu satu-satunya makhluk yang mulut dan hidungnya tidak mampu menyentuh genetalianya; seandainya dapat dilakukan mungkin manusia sangat mencintai dirinya secara menyimpang pula. Hal itu sangat berbeda dengan hewan, hampir semua hewan mampu mencium dan menjilat genetalianya, kecuali Barnobus (sejenis Gorilla) yang sulit mencium genetalianya. Barnobus satu-satunya jenis apes (monyet) yang bila bercinta menatap muka pasangannya, sama dengan manusia. Hewanpun juga banyak yang memiliki penyimpangan perilaku seksual seperti pada manusia, hanya saja mungkin variasinya lebih sedikit, misalnya ada hewan yang homoseksual, sadisme, dan sebagainya.

Demikian artikel mengenai Mengenal Perilaku Penyimpangan Seksual, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini: