TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

 MlatenMania.com - Islam merupakan ajaran yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis, yang mengatur hubungan manusia dengan Khalik-nya, dengan dirinya dan dengan manusia sesamanya. Hubungan manusia dengan Khalik-nya tercakup dalam perkara akidah dan ibadah. Hubungan manusia dengan dirinya mencakup dalam hal akhlak, makanan, dan pakaian. Hubungan manusia dengan sesamanya tercakup dalam perkara mua’amalah dan uqubat (sanksi).

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Hubungan manusia dengan dirinya, salah satunya yaitu makanan. Manusia perlu makan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala proses fisiologis. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, yaitu ada yang berfungsi sebagai sumber tenaga, pembangun, dan pelindung atau pengatur segala proses. Bagi manusia permasalahan makanan masih dianggap sebagai sesuatu yang sekuler atau sesuatu yang dianggap tabu untuk dibicarakan. Mereka menganggap bahwa makanan yang ia makan merupakan sumber energy yang hanya mendatangkan manfaat, namun tidak memperhatikan bahwa makanan dapat pula menjadi sumber bahaya apabila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan yang ada atau sesuai syariat agama. Seperti dalam firman Allah swt. QS. ‘Abasa/80: 24. yang membahas betapa pentingnya memperhatikan makanan,

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Terjemahnya:

"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya". (QS. 'Abasa Ayat 24)

Ayat di atas tidak hanya diperuntukan memperhatikan makanan yang bersifat bahaya. Namun tidak demikian di zaman modern ini, kemakmuran hidup dengan taraf ekonomi yang semakin meningkat turut mempengaruhi gaya hidup manusia, seperti manusia lebih banyak makan di warung-warung dan restoran yang kebersihannya belum terjamin dibanding memasak di rumah. Terutama juga dalamhal memilih makanan banyak varian yang gunanya hanya memenuhi selera lidah.

Perkembangan ini tentunya akan memiliki dampak dalam hal pola makan, yaitu pola makan yang tidak teratur, dengan mengonsumsi segala hal yang diinginkan selera makan (hawa nafsu) tanpa memperhatikan kondisi kesehatan ataupun tidak sama sekali. Hal ini tidak mengherankan bagi manusia yang pada dasarnya tidak puas dalam satu hal saja begitupun dengan soal makanan. Sifat seperti ini merupakan sifat yang berlebih-lebihan,dalam firman Allah swt. QS. al-A’raf/7: 31. sebagai berikut:

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Terjemahnya:

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan". (QS. Al-A'Raf Ayat 31)

Begitupun yang disampaikan Rasulullah saw., sebab berlebihan membuat lemahnya imam, karena menunjukkan kekosongan hati dan melepaskan keagungannya, seolah-olah hidupnya hanya dipusatkan untuk memenuhi nafsu makannya. Makan terlalu kenyang akan mengganggu proses pencernaan dan makanan dalam perut cepat masam. Sama halnya yang dikatakan Imam al-Gazali dalam kitabnya bahwa, ‚kenyang itu paling berat di antara empat hal yaitu meja makan, ayakan tepung, dan wijikan. Karena kenyang itu mengajak kepada bergeloranya syahwat-syahwat dan menggerakkan beberapa penyakit di dalam badan.

Salah satunya merupakan penyakit yang sering mendapat perhatian umum, yaitu obesitas atau kegemukan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, obesitas saat itu merupakan masalah epideimologi global yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dunia. Seperti pada sebagian besar penduduk dunia yang tinggal di negara-negara lain, di mana kelebihan berat badan dan obesitas membunuh lebih banyak orang daripada orang yang kurang gizi, ini terjadi di setiap wilayah kecuali bagian sub-Sahara Afrika dan Asia.

Berdasarkan fakta yang telah dipaparkan oleh WHO maka dapat disimpulkan bahwa kegemukan merupakan suatu penyakit yang jika dibiarkan akan berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, untuk menghindari penyakit tersebut maka cara yang efektif adalah dengan mengikuti pola makan yang telah dicontohkan Rasulullah saw.di dalam hadis:

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nasr telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin al-Mubarak telah mengabarkan kepada kami Isma‘il bin 'Ayyasy telah menceritakan kepadaku Abu Salamah al-Himsi dan Habib bin Slih dari Yahya bin Jabir al-Taidari Miqdam bin Ma'dikarib berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk melebihi perut, cukup bagi manusia beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya".

Pola Makan Menurut Agama

Islam merupakan agama yang sangat sempurna, Islam datang sebagai agama untuk kepentingan duniawi dan ukhrawi secara menyeluruh. Tidak terbatas jalur hubungan hamba dengan Tuhannya (horizontal) saja tetapi Islam juga mengatur secara vertikal. Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan, seperti dalam hadis Rasulullah saw.

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami al-Makki bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa‘id yaitu Ibnu Abu Hind dari Ayahnya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; Nabi saw.bersabda: "Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang."

Islam sangat hati-hati dalam kesehatan, salah satunya dalam hal makanan dari segi halal haram dan baik.Halal adalah suatu yang dibolehkan secara agama, sedangkan baik adalah sesuatu yang pada dasarnya tidak merusak fisik dan pikiran, dan harus memenuhi syarat dari segi kebersihan.Pernyataan al-Maragi yang dikutip dalam buku Syarfaini, mengatakan bahwa hendaklah manusia mau memikirkan tentang kejadian dirinya dan makanan yang dimakannya.Cara makanandiciptakan dan disediakan untuknya sehingga bisa dijadikan menunjang kelangsung hidupnya. Disamping itu, dapat pula merasakan kelezatan makanan yang menunjang kekuatan tubuhnya.

Pada dasarnya yang telah diketahui bahwa makanan adalah pemeliharaan kehidupan, semua makhluk hidup yang diciptakan Allah swt. dipermukaan bumi, mutlak memerlukannya. Makanan memberinya kekuatan esensial bagi kehidupannya, meyuplai unsur-unsur yang akan membentuk sel tubuhnya dan memperbaharui yang rusak. Hal itu disebabkan asal penciptaan manusia adalah dari tanah liat dan debu.

Kodrat Allah dan kemukjizatan-Nya juga menghendaki hal ini, berikut dijelaskan dalam QS. al-Mu’minun/23: 12.

Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Terjemahnya:

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (QS. Al-Mu'Minun Ayat 12)

Makanan bagi kehidupan manusia adalah seperti bahan bakar yang sangat diperlukan oleh mesin. Kedudukannya setera dengan listrik, bensin, dan uap, meski ada perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Seorang manusia beraktivitas secara terus menerus tanpa berhenti sepanjang hayatnya.Walau di waktu tidur dan istirahat, piranti tubuhnya tetap bekerja tanpa henti. Hal inilah yang menyebabkan ia tidak bisa diperbandingkan dengan kerja terus menerus yang dilakukan oleh mesin dan peralatan mekanik, yang kadang bekerja tetapi kadang juga berhenti.

Selain dari itu, makanan adalah bahan dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan energi dan nutrisi. Gizi menurut Islam berasal dari bahasa arab "al-Gizzai" yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan, juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

Mengenai masalah pengaruh gizi terhadap berbagai kalangan, yaitutidak hanya bagi daya belinya rendah tetapi juga bagi yang daya belinya tinggi. Mengapa demikian? Sebab, bagi daya belinya rendah, akan mengalami kekurangan gizi. Sedangkan bagi daya belinya tinggi dapat membeli semua jenis makanan, sehingga kebiasaan makanannya sering berlebihan dan tidak sehat. Akibatnya kelompok ini mudah terserang penyakit degenerative seperti darah tinggi, kanker, kencing manis dan kegemukan.

Dalam al-Qur’an memakai tiga kata ketika melarang berlebih-lebihan yaitu ‚ ta‘tadu, tusrifu atau israf, tabzir.

  1. Ta‘tadu berlebih-belihan yang dimaksud kata ini ialah adalah dari aspek hukumnya.
  2. Tusrifu berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan, maksudnya melebihi porsi penyimpanan yang ada pada lambung (kekenyangan). Hal demikian tidak sesuai dengan ilmu kesehatan (1/3 makan, 1/3 minum, dan 1/3 nafas) dan akan berdampak jelek (menimbulkan penyakit) pada tubuh dan otak (bisa membuat otak menjadi tumpul.
  3. Tabzir berlebihan-lebihan dalam mengambil makanan akan tetapi tidak mampu menghabisinya sehingga dibuang begitu saja. Hal demikian sangat berbahaya pada sifat dan rohani (lalai dan sombong)

Dalam pengkajian ini, menggunakan kata Tusrifu yaitu Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makanan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, namun Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Dalam pandangan sains, makan secara berlebihan hingga memenuhi volume maksimal lambung memang tidak baik, karena jika lambung yang berfungsi untuk mencerna karbohidrat tidak bisa bekerja secara maksimal, makanan yang dimakan menjadi sia-sia. Jadi, makan yang baik memang secukupnya saja, namun dengan nutrisi yang lengkap.

Dengan pengetahuan yang benar mengenai gizi maka orang akan tahu dan berupaya untuk mengatur pola makannya sedemikian rupa sehingga seimbang, yaitu tidak berkekurangan dan tidak berlebihan, dengan memanfaatkan bahan pangan setempat yang ada. Jadi, masalah gizi yang timbul apakah itu kurang gizi atau lebih sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang yang salah, yakni tidak adanya keseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizi yang diperlukan tubuhnya.

Aplikasi Hadis Pola Makan

Anjuran yang dikemukakan Rasulullah saw. tentang tiga pembagian perut, yaitu sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga nafasnya, merupakan anjuran yang mendapat perhatian dari berbagai kalangan baik dari umat Islam sendiri maupun dari yang bukan Islam. Anjuran ini atau lebih tepatnya hadis yang diriwayatkan oleh Miqdam bin Ma‘di kariba merupakan hadis yang banyak digunakan bagi ahli kesehatan sebagai obat dan pencegah dari berbagai penyakit yang diakibatkan dari pola makan yang salah.

Salah seorang tabib yang masyhur, yaitu al-Haris bin kaladah mengatakan: "berlapar itu adalah obat yang paling ampuh dan perut adalah gudang penyakit". Dalam lafaz lain mengatkan: "lapar itu adalah obat". Makanan yang berlebihan akan memberatkan organ pencernaan sehigga ia akan menjadi lemah dan kerjanya tidak teratur.

Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa pola makan atau diet ala Rasul tersebut dapat memperpanjang umur seseorang dan mengatasi kegemukan atau obesitas yang merupakan menyebab dari berbagai penyakit. Menurut dr. Kunkun, kegemukan timbul karena seseorang kelebihan energi. Jumlah energi yang masuk, yang berasal dari makanan, melebihi energi yang digunakan oleh tubuh.Penderita dapat mengulangi kelebihan tersebut dengan diet. Ada empat macam diet, yaitu diet serat untuk menghambat proses penyerapan nutrisi penghasil energi, diet rendah kalori tidak seimbang, puasa, dan diet seimbang rendah kalori. Berikut penguraian dua diantara macam diet:

Low Calorie Diet

Diet anti-aging calorie restriction (diet pembatasan kalori atau diet rendah kalori low calorie diet). Namun sebenarnya cara makan ini disebut, diet calorie restriction‛ ini (bahkan digembar-gemborkan berasal dari Barat), masih menggunakan dasar diet Islam yang diajarkan Rasulullah saw.

Prinsip diet calorie restriction ada dua : (1) Makan dalam porsi lebih sedikit atau dibatasi sehingga jangan sampai kekenyangan (lebih kurang seperti kata Rasul tentang 1/3 bagian perut untuk makanan) dan (2) Yang paling utama dan terpenting dalam diet ini, memotong asupan kalori. Orang dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori per hari, maka mulai sekarang kurangi jumlah asupan kalori sebanyak kurang lebih sepertiganya, misalnya menjadi 1200 kalori/hari.Biasanya hal ini secara otomatis dapat diperoleh dengan memotong porsi makanan.

Namun patut diingat, memotong kalori tidak berarti memotong jumlah asupan nutrisi lain. Jadi, dengan porsi makanan yang tidak banyak, tetap harus memenuhi nutrisi penting untuk tubuh seperti protein, vitamin, dan mineral-mineral.Jadi, bukan sembarangan makan sedikit, seperti hanya makan kerupuk seharian misalnya.

Berikut ini adalah daftar menu sehari-hari untuk menjalani low calorie diet atau diet rendah lemak:

  1. Makan pagi yaitu nasi 2 sendok, tempe atau tahu 1-2 potong dan sayur 2 sendok
  2. Makan siang yaitu nasi 2 sendok, tempe atau tahu 1 potong, daging 1 potong, sayur 2 sendok dabn buah 1 potong
  3. Makan malam yaitu nasi 2 sendok, tempe atau tahu 1-2 potong, sayur 2 sendok dan buah 1 potong.

Daftar di atas tidak menjadi mutlak, namun bisa diganti dengan menu yang lain yang tetap sesuai dengan kalori yang rendah.

Puasa

Cara selanjutnya untuk mengatasi obesitas adalah puasa baik puasa Ramadhan maupu bukan. Adapun makna puasa sejalan dari pengalan kalimat hadis di atas yaitu ‚cukuplah beberapa suap‛.Berarti ketika berpuasa jumlah makanan yang dimakan berkurang dibanding tidak puasa.Selain itu, puasaadalah waktu yang tepat untuk mewujudkan memiliki tubuh ideal. Lazim diketahui bahwa saat puasa, proses detoksifikasi (pembuangan zat beracun) di dalam tubuh lebih total dan sempurna daripada saat tidak puasa. Saat puasa, perut menjadi kosong selama beberapa jam, kekosongan usus perut ini biasa mengurangi peluang terjadinya kontak antara senyawa beeracun dengan usus.

Ahli penyakit dalam yaitu dr. Ari Fahrial, menjelaskan puasa tidak hanya mencegah atau mengontrol obesitas, tetapi dapat juga mengobati obesitas. Sebab, orang yang menderita obesitas disarankan untuk berpuasa karena dapat mengurangi berat badan dan pola makan dapat teratur.

Telah dipaparkan di atas cara pengaplikasian pola makan yang sesuai dengan hadis sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga nafasnya. Namun, adapula yang tidak memperhatikan hadis di atas ataupun pola hidup sehat yang ditawarkan dalam ilmu kesehatan.Seperti dalam hal keinginan menurunkan berat badan dan mengobati berat badan yang berlebihan atau obesitas. Keinginan tersebut tidak disertai dengan kesabaran, akhirnya melakukan berbagai cara agar obesitas yang dialami cepat sembuh dan tubuh menjadi ideal. Sehingga, yang mulanya mengharapkan tubuh yang ideal dan terhindar dari obesitas melainkan mendapat beberapa penyakit, misalnya ganguan pola makan dan sering memuntahkan makanan (gejala anoreksia nervosa dan bulimia).

Berikut uraian mengenai penerapan pola makan yang salah, yaitu:

1. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa yaitu anoreksia disebabkan hilangnya seler makan disebabkan oleh emosional, sehingga menyebabkan penderita menjadi kurus kering. Gejala utama pennyakit ini adalah usaha yang teralalu keras untuk menurunkan berat badan dan dengan sengaja membiarkan diri kelaparan.Penderita anoreksia biasanya akan menolak untuk mempertahankan berat badan normal. Sehingga berat badan yang dimiliki kurang dari 85 persen dari berat badan normal.

Adapun beberapa gejala anoreksia, yaitu: Menggolong-golongkan makanan yang baik dan yang jelek bagi tubuhnya, menghindari pertemuan yang menyediakan makanan, pikiran selalu menuju pada makanan, kalori dan berat badan, berat badan menurun drastis, berlatih keras dan tidak mengenal lelah, takut gemuk dan gugup saat makan serta mudah menangis.

2. Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa adalah gangguan makan dengan munculnya perasaan tidak mampu mengontrol perilaku makan dengan lahap dan banyak.Kemudian memuntahkan makanan menggunkan obat-obatan diretikum, dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dilakukan 20 kali/hari.Selain itu, penderita bulimia melakukan puasa, olahraga secara berlebihan untuk mencegah bertambahnya berat badan.Adapun perbedaan antara anoreksia dengan bulimia, yaitu anoreksia mengalami penuran berat badan secara drastis, sedangkan penderita bulimia mengalami tidak demikian.

Dengan demikian, mengatur pola makan agar terhindar dari berbagai penyakit dan kegemukan, tidak seharusnya dilakukan secara berlebih-lebihan, yang sebaliknya akanmenyebabkan berbagai penyakit muncul. Namun, pengaturan pola makan yang baik tanpa merusak tubuh adalah dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah diajarkan Rasulullah saw.

Demikian artikel mengenai Pola Makan Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan bermanfaat untuk semuanya. Sekian dan terimakasih.

Sumber : Pola Makan Menurut Hadis Nabi Saw (Suatu Kajian Tahlili), Mustika Rahayu : 2019

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini: