TpG6BSAiBUYlBUY5TUr5GfriGi==

Telur Asin Oleh Oleh Khas Brebes

 MlatenMania.com - Wisata kuliner kini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi beberapa masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia. Pemerintah dan pengusaha kuliner cukup banyak diuntungkan dengan berkembangnya wisata kuliner ini.

Telur Asin Oleh Oleh Khas Brebes
Telur Asin Khas Brebes

Kuliner tidak saja berbicara tentang makanan berat, namun juga makanan ringan serta makanan khas yang ditawarkan dari masing masing daerah. Hal ini cukup menarik perhatian untuk mengangkat salah satu makanan khas daerah supaya lebih dikenal lagi di Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan banyak sekali suku bangsa yang pada setiap daerahnya memiliki ciri khas masing-masing. Perbedaan setiap wilayah ini berdampak pula pada banyaknya jenis makanan yang ada di Indonesia, misalnya di Jawa Tengah dan Jawa Barat, meskipun letaknya bersebelahan namun jenis makanan yang ditawarkan berbeda.

Kuliner Telur Asin Khas Brebes

Telur asin merupakan makanan khas Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Telur asin adalah telur bebek yang telah melalui proses tertentu untuk menjadikan rasanya asin. Dari jenis telur bebek yang dihasilkan telur asin dibedakan menjadi telur asin biasa dan telur asin organik atau lebih dikenal dengan telur asin pangon. Cara penyajiannya pun bermacam-macam, dahulu orang hanya mengetahui telur asin direbus atau digoreng. Kini telur asin muncul dengan cara penyajian yang berbeda, ada yang dipanggang, dibakar, direbus dan ada variasi rasa madu bahkan stroberry.

Berkembangnya variasi telur asin yang terus diinovasi menunjukan bahwa telur asin merupakan produk unggulan Kabupaten Brebes, apalagi telur asin Brebes memiliki kekhasannya sendiri yaitu kondisi masir pada bagian kuning telurnya, serta rasa asin yang merata dan tidak menyengat pada bagian putih telurnya.

Keunggulan dan perbedaan telur asin Brebes ternyata belum sepenuhnya dikenali. Kebanyakan penikmat telur asin masih mempunyai gambaran rasa yang sama antara telur asin Brebes dengan telur asin yang dibuat di kota lain. Hal ini menjadi permasalahan yang seharusnya diselesaikan karena pada kenyataannya telur asin Brebes memang memiliki rasa yang berbeda.

Perkembangan Industri Telur Asin Khas Brebes

Di Kabupaten Brebes banyak terdapat peternakan itik. Pada zaman dahulu, penduduk memelihara itik secara tradisional dengan pengembalaan di lahan sawah dan sungai di tengah kesibukan bertani. Itik jawa (anas javanica) tergolong tipe petelur produktif, menghasilkan telur 250 butir/tahun dan memiliki karakteristik tipe petelur paling baik. Beternak itik telah menjadi bagian dan ciri kehidupan sosial masyarakat Brebes. Budidaya unggas tersebut diperkirakan berlangsung sejak tahun 1770. Mereka memanfaatkan telur itik untuk membuat telur asin.

Awal keberadaan industri telur asin di Kabupaten Brebes diperkirakan pada tahun 1959, dirintis pertama kali oleh suami dan istri warga negara Indonesia keturunan Cina bernama In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio di Kelurahan Brebes. Industri keluarga tersebut bermula karena adanya bahan baku telur itik yang melimpah di daerahnya dan berkeinginan mengolahnya bukan hanya sekedar dijadikan telur goreng atau telur kukus saja. Saat telur itik tersebut diasinkan, ternyata dapat menghasilkan rasa yang berbeda dari telur rebus biasa. Telur asin pun terus diproduksi dan dibisniskan.

In Tjiaw Seng bersama dengan istrinya menekuni usaha pembuatan telur asin. Mulanya proses produksi dilakukan oleh anggota keluarganya, tetapi seiring berjalannya waktu mulai dibantu oleh beberapa orang tetangganya. Proses pemasaran telur asin ini dilakukan dengan cara dijajakan dari rumah ke rumah. Para pedagangnya berkeliling mengantarkan telur asin yang sudah dipesan oleh konsumen.

Ide mendirikan usaha telur asin didasarkan pada tingginya minat masyarakat terhadap telur asin, melimpahnya produksi telur itik di wilayah Brebes dan sudah terbiasanya masyarakat Brebes membuat telur asin untuk hajatan-hajatan sebagai makanan pelengkap dalam hidangan hajatannya (berkat). Dalam usahanya, In Tjiaw Seng dibantu anak dan tetangganya. Dengan cara ini keahlian membuat telur asin menurun pada anak dan tetangganya.

Pada tahun 1971 In Tjiauw Seng meninggal. Usaha telur asin kemudian diteruskan oleh anak pertama dari In Tjiauw Seng, yaitu Hartono Sunaryo. Tidak lama kemudian bermunculan industri-industri telur asin lainnya, dan hingga sekarang semakin banyak yang menjual telur asin.

Komentar0

Tinggalkan komentar Anda disini:

Type above and press Enter to search.